Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Riuh Pilkada: Rakyat dan Akrobat Politik Para Elit

29 Agustus 2024   06:13 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemilihan kepala daerah. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com) 

Sebagai buktinya, hampir semua stasiun televisi dan berita-berita di internet beberapa hari terakhir memberi porsi lebih terhadap Pilkada Jakarta ini. 

Baca juga:

Tren Dumb Phone Menggugat Realitas

Meskipun Jakarta kelak bukan menjadi ibu kota negara lagi, tapi tetap saja Jakarta masih menjadi role model. 

Karena Jakarta adalah representasi keseluruhan pemilih di pulau Jawa—dianggap pula masih mewakili representasi Indonesia.

Dengan kata lain, siapa yang menjadi kepala daerah di Jakarta kali ini boleh jadi akan diperhitungkan oleh rakyat (baik kepala daerahnya dan partai pengusungnya) untuk masuk gelanggang kontestasi di pemilihan presiden selanjutnya.

PDIP dan calon yang diusungnya di Jakarta 

Adalah PDI Perjuangan yang mendapat highlight paling terang dari peristiwa yang dilabeli sebagai Peringatan Darurat (baca: dengan burung gambar Garuda berlatar Biru sebagai simbol perlawanan) yang diperjuangkan oleh rakyat beberapa hari lalu—bahkan hingga saat ini masih dikawal mati-matian. 

Melalui putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 tersebut, PDIP bisa melenggang mencalonkan orang-orang "pilihan"nya di Jakarta (baca: yang tadinya sempat terhalang threshold karena hanya memperoleh sebanyak 850.174 suara atau 14,01% pada pemilihan legislatif di Jakarta);

meskipun PDIP menjadi satu-satunya partai besar yang dikucilkan oleh semua partai politik yang ada;

dan menyoal Pilkada di Jakarta, PDIP mengusung Pramono Anung sebagai cagub dan Rano Karno sebagai wakilnya.

Ini cukup memantik kontroversi—mungkin seluruh orang yang menaruh perhatiannya pada Pilkada Jakarta kali ini juga akan sependapat.

Baca juga:

Kontrasepsi yang Kontroversi

Bagi saya pribadi, ini sangat mengejutkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun