Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

6 Alasan Dibalik Mengapa Seseorang Sering Menuliskan Sederet Profesi, Pencapaian, dll di Bio Akun

18 Agustus 2024   20:11 Diperbarui: 18 Agustus 2024   20:25 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang bersiap-siap menulis isi bio di akun media. (Foto oleh Cottonbro Studio | Sumber Pexels.com) 

Bagi saya, tidak ada ruginya jadi orang yang suka mengamati, malah seru.

Kadang-kadang muncul banyak pertanyaan dari hal-hal yang tak terduga dalam kepala. Salah satu pertanyaan itu saya dapat justru sewaktu saya berkunjung ke akun Instagram seorang praktisi keuangan.

Sebelum dengan sengaja berkunjung ke akun yang bersangkutan, saya sempat melihat satu kontennya yang secara acak muncul di kolom search Instagram saya.

Baca juga:

Tren Dumb Phone Menggugat Realitas 

Singkat cerita, setelah dengan tekun melihat beberapa kontennya yang tentu saja lebih banyak berisi literasi keuangan, saya melihat penjelasan di kolom bio yang bersangkutan.

Financial Trainer bla...bla...
Stand Up Comedian bla...bla...

Oh, okay, pikir saya.

Akhirnya saya pun mulai cek akun orang-orang, mulai dari mereka yang sudah dikenal orang, yang sebagian dikenal orang hingga orang-orang biasa seperti teman-teman media sosial saya yang lainnya.

Setelah cek-cek itu, bisa saya simpulkan bahwa memang benar polanya sama:

orang-orang suka sekali menampilkan profesi, pencapaian, hobi, kesukaan atau kata-kata bijak yang super sekali di bio mereka.

Biar apa? 

***

Eits, tenang, saya telah merangkum beberapa "biar apa" ini—di antaranya:

#1 Biar dibilang profesional?

Oh, baiklah mungkin biar dibilang profesional kali ya? Biar orang-orang tahu kalau yang bersangkutan adalah seseorang yang ahli di bidangnya.

Kalau di bio dijelaskan si pemilik akun adalah Financial Trainer berarti dia adalah orang yang sudah ngelotok alias sudah tahu pake banget bagaimana cara mengelola keuangan. Itu juga berlaku terhadap profesi-profesi lain, seperti Dokter, Ahli Gizi, Sosiolog dan lain sebagainya. 

Baca juga:

Cegah Stunting: Praktikkan Diet Gula pada Anak Balita

Baca juga:

Kontrasepsi yang Kontroversi

#2 Biar tidak dianggap pengangguran?

Yang kedua, mungkin biar kelihatan punya kerja alias tidak dikira pengangguran.

Profesi sudah disematkan di bio, itu menandakan kalau si pemilik akun tersebut punya suatu pekerjaan yang dapat mendatangkan cuan kan? Tidak menganggur? Begitu, kan?;

apalagi jumlah pengikutnya banyak, postingan-postingannya juga bisa masuk kategori "boleh juga ini orang" versi saya.

Jadi, tidak mungkinlah tidak punya pekerjaan?

Ya, mungkin begitu kali ya.

#3 Biar dinilai well educated?

Sudah profesi terpampang nyata di bio, postingan juga "rapi", rasa-rasanya bisa lah saya nilai sebagai orang yang well educated.

Ya, yang ketiga menurut saya, biar dinilai well educated alias kaum-kaum pinter nan berpendidikan; biar dinilai sebagai orang yang tahu manner dan tahu cara menempatkan diri di mana pun dia berada.
Well, noted! 

Media sosial adalah wadah yang tepat seseorang menulis tentang dirinya. (Foto oleh Visual Tag Mx | Sumber Pexels.com) 
Media sosial adalah wadah yang tepat seseorang menulis tentang dirinya. (Foto oleh Visual Tag Mx | Sumber Pexels.com) 

#4 Biar dianggap keren?

Atau bisa juga ingin biar dianggap keren.

Eits, jangan salah, tidak semua orang bisa dengan mudah dibius dan dengan sudi hati menyematkan label keren terhadap seseorang. Saya contohnya.

Saya yang "bodo amat"-an ini agak sukar dibuat percaya segala tipu-tipu di sosial media.

Kalau ditanya kenapa-nya juga saya tidak begitu tahu. Anggap saja saya memang termasuk golongan orang yang punya trust issue yang besar terhadap orang lain?

#5 Biar dikira orang yang "lurus"?

Nah, kalau poin ini saya berikan untuk orang-orang yang suka sekali pasang kata-kata bijak di bio-nya. Kadang bawa-bawa penggalan ayat Tuhan segala.

Teruslah menebar kebaikan.

Pernah baca kata-kata bijak seperti itu atau semacamnya kan?

Biar apa?

Biar dikira orang yang "lurus"?

Ah, orang-orang mah suka begitu. Padahal validasi tidak begitu-begitu amat. 

#6 Biar memancing endorsement?

Biar apa yang terakhir yang berhasil saya rangkum adalah biar memancing endorsement? atau diajak kolaborasi:

berpotensi menghasilkan cuan juga kan? 

Sudahlah, jujur saja, secara jamak kita akan sama-sama sepakat segala macam "atribut" yang dipasang di bio itu bertujuan untuk menggaet endorsement kan? Iya kan?

Kalau bukan karena itu, untuk apa repot-repot menulisnya—sampai-sampai harus tag akun-akun yang mungkin ia juga terlibat juga di dalamnya. Seperti founder inilah, bagian dari inilah dan bla...bla...;

atau untuk apa pasang total pengikut di akun media sosial sebelah? Belum lagi hobi-hobi dan lain sebagainya.

Saya sih tidak bilang tidak boleh lalu orang-orang benar-benar mengosongkan bio di akun mereka, apalagi terang-terangan melarang. Toh, itu hak seseorang, lagipula itu akun media personal mereka. 

Bukankah apa yang tertulis di bio adalah bentuk identitas agar mudah dikenali? 

Lagipula, kita hidup di sebuah negara yang sudah merdeka, termasuk merdeka dalam mengekspresikan diri di media-media yang kita suka. 

Baca juga:

Dirgahayu Indonesia dan Cerita Singkat dari Orang-orang Biasa

Saya kan cuma berusaha menebak-nebak. Dari pada saya mati penasaran makanya saya kulik-kulik kemungkinan "biar apa" versi saya dalam tulisan ini. Rasanya tidak dosa juga kok. 

Tapi, kalem aja, tidak perlu senewen, tersinggung apalagi marah-marah yang berpotensi cepat tua setelah membaca tulisan ini, karena bukan kalian saja yang begitu.

Baca juga:

Klinik Kecantikan (Seharusnya) Melawan Stigma

Saya juga.

Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun