Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Klinik Kecantikan (Seharusnya) Melawan Stigma

31 Juli 2024   20:35 Diperbarui: 1 Agustus 2024   05:53 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, tidak sedikit yang sudah menjadi "pelaku" namun lebih banyak yang akan "terintimidasi" karenanya  (dianggap melawan koridor yang sudah "seharusnya" yang jamak ada di masyarakat). 

Dan ini yang masih luput dari klinik kecantikan untuk dikerjakan. Ini yang saya katakan dengan klinik kecantikan (masih) melawan stigma. Padahal seseorang mengunjungi klinik kecantikan tak melulu menyoal memperbaiki struktur wajah namun bisa juga yang lainnya (berhubungan dengan tubuh). 

Seharusnya branding mereka tidak hanya lebih menyasar perempuan saja; jika mereka mampu membuat branding menyasar laki-laki juga (dengan mengajak lebih banyak laki-laki dari semua kalangan) maka itu yang dinamakan fair. 

Itu pun jika semua klinik kecantikan memilih sepakat melakukannya: ubah istilah "kecantikan" itu!

***

Apapun alasan di balik seseorang (baik laki-laki atau perempuan) mengunjungi klinik kecantikan beserta treatment yang diambilnya dan bagaimana caranya menyikapi stigma yang akan muncul setelahnya, semoga validasi perasaan mencintai diri sendiri lah yang lebih besar dan utama. 

Dan untuk klinik kecantikan yang bisa saya katakan adalah:

trust tidak cuma bisa dibangun dengan iklan namun juga dengan performa yang konsisten

Sehingga pada akhirnya marketing yang paling ampuh adalah testimoni asli para pasien dari klinik kecantikan itu sendiri bukan endorsement titipan dengan bayaran sejumlah uang. 

Tabik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun