Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

IPhone 13 Diluncurkan: Tak Perlu Harus Merendahkan Para Pesaing, Beginilah Cara IPhone Memperoleh Nama Besar

15 September 2021   22:44 Diperbarui: 15 September 2021   22:59 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara unik, orang-orang—terlebih-lebih di tiap kota besar di seluruh dunia—bisa dikatakan terbagi dua: kelompok belakangan dan kelompok yang memilih selangkah di depan.

Dan jika saya katakan bahwa Apple baru saja mengeluarkan produk iPhone seri terbarunya, di manakah dari dua kelompok yang saya sebutkan tadi kau berada, kawan?

Ya, Apple secara resmi mengumumkan harga serta spesifikasi dari iPhone seri 13 pada hari ini (15 September dini hari). 

Hype beritanya nyaris bersamaan dengan banyaknya pemberitaan tentang single kolaborasi antara grup band asal Inggris, Coldplay dan boyband kebanggaan Korea, BTS; mereka (baca: berita menyoal peluncuran iPhone 13) bahkan berada di peringkat teratas trends pada mesin pencari Google.

Baca juga: Berkolaborasi dengan Coldplay, Akankah Non Army Menyukai BTS?

Menurut banyak berita yang beredar, tak ada perubahan yang mencolok pada desain keluaran terbaru seri iPhone itu, kecuali pada performa kamera. Namun, menurut mereka (baca: orang-orang Apple) produk anyarnya itu menggunakan chipset A15 Bionic yang secara teknis lebih cepat lima puluh persen dari chip pesaing. Kau bisa membacanya dengan lengkap di sini, kawan.

Baca juga: iPhone 13 dan iPhone 13 Mini Resmi Meluncur

Hanya saja, saya tidak akan membahas itu lebih lanjut (baca: fitur atau spesifikasi); biarlah itu menjadi bagian dari para ahli untuk membahasnya (baca: review produk); yang perlu dengan singkat kita tahu, iPhone 13 terbaru ini dijual dimulai dengan harga tak kurang dari sembilan juta rupiah.

Apple dan nama besar adalah bagian yang tak terpisahkan—dan iPhone sebagai turunan Apple adalah nilai yang begitu prestisius untuk para penggunanya.
Semua orang tahu—dan hal itu telah pula menjadi rahasia umum.

Saking bernilainya brand tersebut—bagi sebagian besar orang—tak jarang rela merogoh kocek kian dalam untuk membelinya (baca: tentu saja setelah ditukar dengan hitung-hitungan jumlah jam kerja yang mungkin sudah ratusan bahkan ribuan)—dan jika tidak bisa mendapatkannya dengan yang "asli", tiruannya pun tak jadi masalah.

Saya bahkan punya riwayat seorang teman yang hanya demi terlihat mentereng, membeli Iphone ala-ala-an di tahun 2016 yang lalu.

Tampilannya boleh menipu mata, tapi tidak perangkat yang ada di dalamnya. Harganya pun—menurut penuturan jujurnya ketika dia membelinya—hanya dua jutaan dan itu sudah dalam keadaan baru (baca: karena kita tahu bersama, bahkan untuk second hand, iPhone terbilang cukup mahal).

Dengan kata lain, yang ingin saya katakan, beberapa tahun belakangan membeli iPhone ala-ala-an semacam ini sudah menjadi fenomena (baca: if you know what i mean).

Untuk brand Apple sendiri, saya bukanlah pengguna yang paling awam. Meski tidak pernah membeli iPhone namun saya sudah sangat akrab dengan produk Apple yang lain yakni Mac Book—persisnya, sejak saat saya menjadi produser radio lebih dari satu dekade lalu: owner radio tempat saya bekerja adalah Apple addict dan beliau membekali tiap produsernya dengan laptop dengan brand tersebut sebagai inventaris.

Kembali ke iPhone, tentu saja, bukan cuma keunggulan produk yang semata-mata dijual Apple lewat iPhone—jika hanya itu, smartphone dengan merk lain pun bisa melakukannya: iPhone menjual brand.

Itu dapat segera diketahui dengan dari tiap pemberitaan saat iPhone hendak meluncurkan produk terbaru—dan seolah bisa ditebak, orang-orang akan mulai menyiapkan diri mereka untuk berada dalam "antrian".

Antara bentuk apresiasi kekaguman atau latah, nyatanya sulit dibedakan bukan? 

Maafkan kalau saya terlalu jujur mengatakannya demikian.

Hanya saja itu sisi menariknya.
Izinkan saya mengatakan ini:

memang benar bahwa Apple piawai mempermainkan psikologis orang-orang—alih-alih calon pembelinya.

Karena secara "tersirat", yang saya tahu Apple melalui iPhone tidak perlu harus merendahkan brand para pesaing mereka hanya demi menaikkan "kelas"—faktanya adalah setiap mereka melakukan peluncuran produk terbaru yang mereka lakukan CUKUP dengan membandingkannya (baca: produk terbaru tersebut) dengan smartphone mereka terdahulu.

Namun, sayangnya tidak semua approach yang dilakukan Apple dengan iPhone besutannya sepenuhnya berhasil di pasaran (baca: setidaknya bagi orang-orang yang tak hanya melulu tergiur spesifikasi dan nama besar brand, melainkan melihat fungsi ketika hendak memutuskan mengganti smartphone— alih-alih mempermasalahkan harganya).

Dan mungkin, ini yang akan—selalu—jadi salah satu tugas besar mereka selanjutnya. 

Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun