Dan dari sekian banyak alasan-alasan yang ada (baca: setelah saya bergelut dan bergulat di dalamnya), berikut 5 alasan yang membuat saya mencintai fotografi.
#1 Mengingat yang telah lewat
Salah satu cara storytelling yang paling ampuh adalah dengan melakukan rekam jejak dari peristiwa yang sedang terjadi (baca: untuk kelak diresapi kenangannya)—dan agak mustahil bagi orang-orang dewasa ini tidak melakukan itu.
Ya, momen bisa datang dan pergi tapi fotografi tahu tugas utamanya adalah mengabadikan semuanya untuk diingat.
Jadi, tak heran reuni diisi dengan foto bersama, foto momen wisuda dilakukan dengan toga, kebersamaan dengan pasangan dirayakan pula dengan berfoto—yang boleh jadi dilakukan dengan meminta bantuan seorang pelayan restoran.
Belum cukup?
Bagaimana dengan mengabadikan momen di hari pertama bekerja, momen anak kesayangan dengan langkah-langkah kaki pertamanya, dapat bonus tiga kali lipat untuk pertama kali lalu kemudian mengabadikannya—dan lain sebagainya.
Tentu jangan pernah lupakan momen memulai hidup baru: pernikahan!
Baca juga: Kepincut Jadi Female Wedding Photographer? Boleh Saja tapi 4 "Pakem" Ini Harus Dipegang
Baca juga: Kepengin Nikah? Perbanyak Dulu Adegan Marahnya
Benar, fotografi mengajarkan saya dan membuat saya tahu menghargai tiap momen untuk diingat sebelum momen itu lewat.
#2 Melatih otak kanan
Percaya atau tidak, setelah menggeluti fotografi dari dekat, saya merasa dunia yang satu ini membuat saya percaya diri untuk mengaku kalau saya adalah seorang seniman (baca: dari segi visual—dan meski seni penilaiannya tergantung pada siapa pelakunya dan siapa penikmatnya) meski terkadang dalam waktu-waktu tertentu hanya satu foto yang mampu saya ciptakan.
Tapi, tak apa. Bukan itu poin pentingnya.