Bandingkan dengan laki-laki.Â
Kaum ini hampir sebagian besar tidak akan pernah ke tempat-tempat tersebut. Di lain cerita, mereka bahkan sangat jarang bisa untuk betah duduk lama menunggu pasangannya—alih-alih ikut 'nyalon'.Â
Jika ada pilihan, lebih pilih mana antara duduk manis menunggu atau berkeliling mal tiga lantai sebanyak dua puluh kali—bahkan dengan sambil menggendong anak balita—mereka akan memilih nomor dua untuk dilakukan.
Padahal saya yakin, para puan—meski mungkin terdengar aneh pada awalnya—akan dengan senang hati memberi saran tentang aneka treatment apa saja yang sekiranya dibutuhkan oleh pasangan mereka.
Sebenarnya, laki-laki tak perlu harus malu untuk sharing dengan pasangan (baca: isteri atau kekasih) apalagi jika memang alasannya pas. Para puan siap menjadi partner konsultasi yang sepadan jika ditanya produk seputar skincare-an.
Karena bagi para puan, menunda tua juga bentuk bahasa cinta.
Bisa dimaklumi jika laki-laki memang makluk yang mengutamakan kepraktisan—tidak terlalu suka sesuatu yang ribet untuk dikerjakan.
Tapi, percayalah tidak ada jalan pintas nan instan untuk terlihat beberapa—puluh?—tahun lebih muda di masa mendatang jika tidak dimulai dari sedini mungkin perawatan.
Jadi, selamat merawat diri, selamat skincare-an.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H