#2 Kulit yang terawat investasi jangka panjang.
Mungkin masih sedikit laki-laki yang menyadari bahwa merawat diri adalah bagian dari berinvestasi di masa depan.
Selain usia, faktor lain seperti merokok, sinar ultraviolet, begadang, stres, pola makan yang sembarangan juga akan memperburuk struktur pada kulit—di sinilah produk perawatan a la skincare menunjukkan peran.
Lagipula, skincare bukan sesuatu yang perlu diumbar-umbar saat digunakan. Cukup hasilnya saja yang kelihatan.
Percayalah, tua itu niscaya—ingin—terlihat awet muda itu pilihan.
#3 Merawat diri tak sama dengan feminin.
Bukankah sesuatu yang jahat jika skincare hanya dimonopoli oleh para puan—yang pada akhirnya menimbulkan rasa minder dan insecure saat laki-laki hendak berpikir menggunakannya?—dan sumpah demi apapun, kegiatan merawat diri tentu saja tidak ada hubungannya dengan salah satu jenis kelamin atau gender.
Baik laki-laki atau puan berdiri setara; tidak timpang sebelah.
Jangan menormalisasi pemakaian skincare sebagai bentuk tidak maskulinnya seorang laki-laki.
#4 Bisa menyenangkan pasangan.
Tidak sedikit yang menganggap jika salon atau spa adalah tempat yang identik dengan kaum puan; tempat di mana mereka dengan sengaja bisa memanjakan diri atau sekadar me time barang sejenak.