2. Teori Perkembangan Kognitif dan Literasi
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia dini berada pada tahap pra-operasional, di mana anak akan belajar memahami dunia melalui simbol, gambar, dan bahasa (Marinda, 2020). Pada tahap ini, buku cerita memiliki fungsi sebagai alat yang efektif untuk mendukung perkembangan kemampuan kognitif anak. Pada buku cerita terdapat ilustrasi yang menarik, bahasa yang mudah dipahami, serta alur cerita yang dekat dengan kehidupan anak, untuk membantu mereka dalam memahami konsep dasar seperti objek, hubungan sebab-akibat, dan simbolisme secara lebih mudah dan menyenangkan.
Selain itu, teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Bruner menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung terhadap eksplorasi dan interaksi (Nasution et al., 2024). Sehingga, dalam konteks ini kegiatan membaca bersama orang tua atau pendidik berperan penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis. Anak tidak hanya menerima informasi secara pasif, namun juga terlibat dalam proses dialog, bertanya, dan mengeksplorasi lebih jauh tentang isi cerita. Interaksi ini tidak hanya memperkuat keterampilan literasi anak, tetapi juga mempererat hubungan emosional yang terjadi diantara anak dan orang dewasa yang dapat mendukung perkembangan sosial dan emosional anak.
3. Pengaruh Kebiasaan Membaca Buku Cerita
Kebiasaan membaca buku cerita berdampak positif dan signifikan terhadap kemampuan literasi pada anak usia dini. Penelitian menunjukkan bahwasanya anak yang secara rutin membaca buku cerita akan memiliki kosakata yang jauh lebih luas dan memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. Selain itu, buku cerita akan menjadi sarana yang efektif untuk mengenalkan nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari (Aulinda, 2020).
Melalui kebiasaan membaca, anak juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mereka belajar memahami alur cerita, memprediksi kejadian selanjutnya, dan merenungkan makna dari cerita yang mereka baca. Rutinitas membaca bersama orang tua atau pendidik memperkuat dampak ini dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung perkembangan holistik anak (Santos & Fettig, 2016).
Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur untuk menganalisis dampak kebiasaan membaca buku cerita terhadap kemampuan literasi anak usia dini. Dalam penelitian ini, data yang digunakan bersumber dari berbagai literatur, seperti jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan artikel terpercaya yang relevan dengan topik. Kajian literatur bertujuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menganalisis temuan-temuan yang telah ada terkait dengan pengaruh aktivitas membaca buku cerita terhadap perkembangan literasi anak. Aspek literasi yang dianalisis mencakup mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Oktariani & Ekadiansyah, 2020).
Proses analisis dilakukan dengan seleksi dan sintesis informasi dari literatur yang relevan untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai hubungan antara kebiasaan membaca buku cerita dan perkembangan literasi anak usia dini. Dalam hal ini, peneliti memilih literatur yang memiliki kredibilitas tinggi untuk memastikan keakuratan dan relevansi temuan yang diperoleh (Putri et al., 2024). Hasil dari kajian literatur ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai dampak positif dari kebiasaan membaca buku cerita terhadap kemampuan literasi anak dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan anak usia dini.
Hasil dan Pembahasan
1. Dampak Kebiasaan Membaca pada Kemampuan Mendengarkan