Mohon tunggu...
Kayla Elfreda
Kayla Elfreda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

22107030031 UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Midnight Culture, Insomnia Berkedok Begadang Biasa

6 Maret 2023   23:27 Diperbarui: 18 Maret 2023   18:00 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

• Menyebabkan harapan hidup menjadi lebih pendek

Hal tersebut didasarkan pada hasil sebuah analisis dari 16 studi Trusted Source yang bertujuan untuk melihat korelasi antara durasi tidur dan kematian, serta melibatkan lebih dari 1 juta peserta dan mencakup 112.566 angka kematian.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tidur lebih sedikit akan meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen, dibandingkan dengan mereka yang tidur 7 hingga 8 jam per malam.

Selain itu, sebuah studi terbaru yang bertujuan untuk melihat efek insomnia dan kematian yang terus-menerus selama 38 tahun, menemukan bahwa orang dengan insomnia persisten memiliki risiko kematian 97 persen lebih tinggi.

Dalam kasus yang ringan, insomia seringkali dapat disembuhkan dengan kebiasaan tidur yang baik sehingga tidak memerlukan pengobatan.

Jika insomnia menyebabkan penderita kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, dokter mungkin akan meresepkan obat tidur untuk waktu yang singkat.

Untuk insomnia kronis, diperlukan  perawatan untuk kondisi atau masalah kesehatan yang membuat penderita tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun