Pernahkah Anda bayangkan betapa besar perubahan yang dapat terjadi? Semua itu terjadi jika ada yang memutuskan untuk melakukan sesuatu. Atau jika sesuatu terjadi tanpa kehendak. Hai teman! Pada artikel kali ini saya akan sampaikan tentang perubahan sosial. Perubahan yang dibahas akan bersama dengan topik ancaman disintegrasi negara.
Menurut filsuf Karl Max, perubahan terjadi akibat konflik.Â
Hal tersebutlah yang menghasilkan jalan tengah yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Saya setuju dengan pendapatnya. Menurut saya, jika terjadi konflik maka nanti suatu kondisi akan terciptakan.
Jika mendengar pendapat Karl Max, saya kepikiran akan sejarah Indonesia. Dahulu, banyak sekali kejadian yang direncanakan maupun yang mendadak. Kejadian-kejadian tersebut berlangsung dari sebelum Indonesia merdeka, bahkan sesudah. Misalnya kejadian peristiwa rengasdengklok.
Pada kejadian itu, golongan tua diculik oleh golongan muda. Tindakannya agar golongan tua tidak dipengaruhi Jepang untuk undur kemerdekaan. Akhirnya, peristiwa ini mendorong Indonesia untuk merdeka lebih awal. Sehingga, mulai terjadilah perubahan dari bangsa menjadi negara Indonesia.
Namun, untuk hal terkait sejarah kita bahasnya nanti lagi saja. Sekarang mari kita kembali ke topik perubahan. Spesifiknya sekarang di perubahan sosial.
Tahukah anda? Bahwa dalam kehidupan sehari-hari bisa ditemukan perubahan sosial. Â Secara umum, perubahan sosial dibagi menjadi 6 jenis. Jenisnya adalah evolusi, revolusi, dan perubahan dikehendaki. Kemudian perubahan tidak dikehendaki, juga perubahan kecil & besar.
Selain jenis perubahan sosial tersebut, ada perubahan di bidang lain. Yaitu, bidang pendidikan, politik, ekonomi, dan budaya. Di bidang pendidikan perubahannya bahwa dulu tidak ada belajar online. Pada bidang politik, sekarang rakyat bisa ikut pemilu secara langsung.
Kemudian bidang ekonomi, sekarang pembayaran bisa pakai QRIS. Lalu, di bidang budaya adalah tren gaya pakaian, sekarang berubah. Terakhir, bidang sosial adalah peran gender, perempuan bisa lebih bersuara.
Namun, dari semua itu kita perdalam kepada 1 jenis saja. Jenis tersebut dinamakan perubahan cepat atau revolusi.
Pasti biasanya kalian lebih kenal dengan evolusi, namun ini sebaliknya. Evolusi adalah perubahan dalam waktu panjang, sedangkan revolusi cepat. Biasanya revolusi diawali dengan konflik di masyarakat, namun tidak selalu.
Untuk contoh, ada revolusi teknologi informasi. Ini terjadi pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Revolusi ini ditandai dengan perkembangan pesat teknologi komputer dan internet. Sehingga sekarang, cara kita berkomunikasi, bekerja, dan mengakses informasi berubah.
Namun, dalam konteks sejarah adalah pada kemerdekaan Indonesia 1945. Ini berawal karena konflik antara Belanda dan bangsa Indonesia. Lalu pada akhirnya Indonesia ingin lepas dari Belanda dan merdeka. Sekarang mari kita kembali beralih ke topik kemerdekaan Indonesia.
Sejak kemerdekaan, bangsa kita mengalami perubahan. Perubahan awal adalah berubahnya bangsa menjadi sebuah negara. Kedua, terjadi pengesahan UUD 1945 sebagai landasan hukum yang kuat. Ketiga, terjadi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihannya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, yaitu Soekarno dan Hatta.
Keempat, dilakukan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi, bekas Belanda. Kelima, dibentuknya kekuatan pertahanan dan keamanan. Bagian yang menjadi kepolisian adalah Badan Keamanan Rakyat (BKR). Ini beberapa bukti bahwa setelah merdeka, Indonesia tetap mengalami perubahan.
Tidak hanya perubahan baik, Indonesia juga alami perubahan akibat konflik. Pertama ada konflik RMS (Republik Maluku Selatan). Konflik ini dilatarbelakangi ketidakpuasan dari masyarakat. Yaitu adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap proses kembalinya RIS menjadi NKRI.
Konflik RMS ini berpusat di wilayah Maluku selatan. RMS dilaksanakan pada tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS dimulai oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. Individu tersebut bernama Soumokil.
Kedua adalah gerakan DI/TII. Itu adalah singkatan dari Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini dilatarbelakangi ketidakpuasan keputusan perjanjian dengan pihak Belanda. TNI diharuskan meninggalkan daerah Jawa dan masuk ke wilayah RI. Tujuan gerakan ini adalah membuat Indonesia menerapkan dasar negara Islam.
Terakhir ada gerakan PKI di Madiun. Gerakan PKI bertujuan menggulingkan pemerintahan RI dan mengganti landasan negara. PKI mau mengubah dasar negara ke komunisme & membuat RI Soviet. Namun ini hanya beberapa konflik Indonesia, masih ada banyak lainnya.
Tentunya, konflik-konflik/perubahan tersebut menghasilkan pengaruh serta akibat. Pertama, tentunya perubahan itu telah menimbulkan disintegrasi pada bangsa Indonesia. Misalnya pada RMS atau DI/TII, mereka semua punya kesamaan. Hal itu adalah ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat.
Pada RMS, mereka tidak puas dengan pembangunan yang kurang merata. Untuk DI/TII, kebijakan pemerintah dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akibat kedua adalah terjadi perpecahan negara, apalagi RMS. Mereka mau memisahkan diri dengan NKRI, jadi keutuhan wilayah terancam.
Akibat ketiga bisa diambil dari DI/TII. Ideologi Pancasila terancam karena DI/TII mau negara Islam di Indonesia. Saya setuju dengan fakta akibat perubahan yang telah terjadi. Bahwa konflik-konflik di Indonesia ternyata membuahi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Menurut saya, dari konflik/perubahan manapun yang terjadi pasti ada Korban. Korban bisa dalam segi korban seorang, kelompok, ataupun tempat. Misalnya dari awalnya adalah satu kelompok sosial jadi berpisah. Ini semacam terdapat permusuhan di masyarakat akibat perubahan yang terjadi.
Namun jika dilihat dari sisi positif, pasti selalu ada penyelesaiannya. Jika dilihat-lihat, perubahan bisa diselesaikan dengan beberapa cara tergantung kondisinya. Kalau masih bisa ditangani dengan baik maka dibicarakan. Namun, kalau sudah seperti RMS dan DI/TII, penumpasan paling tepat.
Teman-teman, kalau cara kalian menyikapi perubahan bagaimana? Untukku ada beberapa cara, tapi aku bagikan 3 saja. Pertama, menurutku kita memang harus terbuka terhadap perubahan. Artinya kita bersikap fleksibel & selau siap akan datangnya perubahan.
Perubahan bisa diartikan sebagai hal baru. Hal baru itu tidak selalu buruk. Terkadang perubahan hanya hal yang sama dengan suasana yang berbeda. Maka, diperlukan kelapangan dan keterbukaan hati untuk menerima perubahan.
Kedua, kita lebih baik mengambil jalur positive thinking. Disini, kita akan ambil contoh konflik yang saya taruh diatas. Bayangkan, ada seseorang yang bersifat negatif dan menimbulkan perubahan. Mengikuti individu tersebut pasti akan berujung pada hal buruk.
Terakhir, saya akan bahas dari sisi perubahan negative. Untuk ini, kita bisa cari akar masalah dari perubahan tersebut. Jika akar permasalahan tersebut masih bisa diatasi, coba terlebih dahulu. Namun, jika tidak memungkinkan, anda bisa cari dukungan orang lain.
Semua yang saya sebut diatas adalah bagaimana saya menyikapi perubahan. Menurut saya, semua warga negara harus bisa menyikapi perubahan. Rakyat Indonesia pasti tidak mau konflik pasca-kemerdekaan terulang lagi. Maka itu, marilah kita belajar untuk menyikapi hal dengan terbuka.
Jadi kesimpulannya, sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan, Indonesia mengalami perubahan. Perubahan-perubahan bahkan sampai sekarang masih terjadi di negara Indonesia. Bersyukurnya, di zaman sekarang perubahan tidak seburuk seperti pasca-kemerdekaan. Tapi, kembali lagi kepada bagaimana seorang individu menyikapi perubahan disekitarnya.
Sumber:
- detik.com
- tirto.id
- tirto.id
- serupa.id
- markijar.com
- tirto.id
- kompas.com
- tirto.id
- detik.com
- ips.pelajaran.co.id
- detik.com
- kompasianna.com
- hellosehat.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H