Mohon tunggu...
Kayetanus Kolo
Kayetanus Kolo Mohon Tunggu... Guru - Guru-Penulis

Sebagai seorang guru dan penulis, saya juga hoby menanam dan memelihara hewan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Liku-Liku Hidup di Kota Karang dari Ngekos hingga Memiliki Pondok Sendiri

9 Januari 2024   18:29 Diperbarui: 9 Januari 2024   19:07 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Tanus Korbaffo

Tak terasa setahun hampir berlalu, di Perumnas inilah saya sangat terpukul karena dia yang sangat mencintai saya (Sr.Amanda Theresia Klara Robers,SSpS) harus pergi untuk selamanya.

Kepergian Sr.Amanda, SSpS untuk selamanya membuat saya sepertinya tidak ada harapan hidup. Gaji saya sebagai guru swasta hanya bisa untuk makan dan minum. Kepergian sang Bundaku Sr.Amanda,SSpS membuat saya harus benar-benar belajar berdiri di atas kaki sendiri. Menjelang kontrakan kami berakhir, saya bingung harus kemana lagi. Di sekolah saya sharing dengan teman-teman guru soal kontrakan saya yang akan berakhir.

Ada seorang teman guru (Bpk.Drs.Antonius Anton) menyarankan saya kalau mau kontrak rumah bapak mantunya di bilangan Gua Lordez. Tawaran itu saya terima, akhirnya kami menuju Gua Lordez untuk lihat rumah. Rumah itu adalah sebuah rumah semi permanen, berdindingkan bebak dan sudah usang di makan usia. Di rumah itu ada tiga orang wanita yang menetap di sana. Setelah sepakat harga, barang-barang kami pindahkan dari Perumnas ke Gua Lordez.

Sebagai orang yang aktif dalam berbagai kegiatan rohani, saat menetap di Gua Lordez hal pertama yang saya cari dan berusaha untuk ketemu adalah ketua KUB. Ternyata KUB Sta.Roswita tidak memiliki ketua. Ketika kami baru menetap dua bulan, saya terpilih menjadi ketua KUB.

Rumah yang kami tempati berdiri di atas bebatuan, air kami harus antri berjam-jam dan milik orang lain. Di rumah bebak itu, akhirnya datanglah adik Paulus bersama keluarganya dan menetap bersama saya di situ. Dalam perjalanan waktu datang juga adik Lifa, Frans dan Ena yang selalu setia mengunjungi kami.

Meski serba kekurangan di tempat itu, namun kami sangat krasan di sana dan memang tidak ada pilihan lain.

Mungkin karena saya cepat akrap dengan orang dan saya yakin doa Mama angkat saya Almh.Sr.Amanda, SSpS saya di terima menjadi karyawan lepas di PNRI cab.Kupang. Terkadang seusai dari sekolah lansung ke percetakan kalau ada yang harus dicetak.Ya lumayan mendapat penghasilan tambahan. Di Gua Lordez saya membeli komputer dan yang paling mengesankan adalah untuk pertama kalinya memiliki kendaraan roda dua (Sepada motor).

Kami sangat akrap dengan orang-orang Gua Lordez, Ada Bpk.Niko Dilak dan keluarganya di belakang kontrakann, Bpk.Frans, dan masih banyak lagi. Saat menjadi ketua KUB, sekretaris saya juga seorang muda (Om Falentius Ngasi)

4. Memilki Tanah

 sumber gambar: Tanus Korbaffo
 sumber gambar: Tanus Korbaffo
 Kwitansi pembelian tanah tersimpan di sini biar abadi dan awet

Niat saya saat menjadi warga Kota Kupang, adalah saya harus memiliki tanah sendiri, meski kecil dan tanah untuk rumah saya adalah harus di ketinggian. Setiap kali bepergian di Kota Kupang, saya selalu melirik tanah yang cocok untuk pondok saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun