Sebelumnya juga saya pernah mendengar bahwa Direktur JNE, Edi Santoso, beliau mendapatkan anugerah penghargaan dari pemerintah. Namun saya lupa itu anugerah apa. Penghargaan itu diraih pada 2019 lalu seingat saya. Kabarnya, Pa Edi Santoso meraih kesuksesan dengan memberikan contoh dalam hal pelayanan. Ia sangat memperhatikan karyawannya dan melakukan yang terbaik untuk melayani mereka. Sikapnya terpantulkan dalam sikap mereka melayani kami dan pelanggan yang lain.
Abang JNE itu ternyata sudah bekerja selama dua tahun lamanya. Ia memiliki ketertarikan dari JNE sebab pimpinan perusahaan selalu berhasil mengajarkan dengan cara memberi pelayanan yang sempurna. Saya jamin, ketika anda mendengar abang JNE ini berbicara tentang memimpin dengan cara memberi contoh dan filosofi pelayanannya, Anda tidak akan dapat menghentikannya. Ia begitu bersemangat menceritakan apa yang dikatakannya, "dasar semangat pelayanan kami. Itulah satu-satunya milik kami yang ditawarkan." Ia mengatakan, "Pimpinan kami berkata kepada karyawannya bahwa kami bekerja bersama-sama. Para pengelola, penyelia, penerima telepon, petugas penghantar, tujuan kami yaitu bekerja untuk membantu para pelanggan kami." Dengan bangga Abang itu berkata, "Banyak orang mengatakan pekerjaan kurir adalah remeh, tapi sebenarnya kami mengenal tentang perubahan kehidupan terhadap banyak orang melalui pelayanan."
Ketika saya bertanya kepadanya, apa yang dianggapnya dapat mengubah keadaan, dengan cepat ia menjawab, "Oranglah yang mengubah keadaan; ini merupakan usaha sebuah tim. Filosofi saya yang pertama adalah citra (image), yaitu bagaimana kami terlihat dari luar. Lalu profesionalisme, yaitu melakukannya dengan benar tanpa kesalahan. Kemudian pelayanan, yaitu berusaha menghantarkannya tepat pada waktunya." Saya mengatakan kepadanya bahwa dengan melihat abang ini saja sudah bagus terhadap antusias pekerjaannya, lalu bagaimana dengan model pelatihan yang dilakukan perusahaan kepada karyawan?. Ia mengatakan, "Sebetulnya tidak sulit. Pimpinannya hanya menerangkan bahwa jasa pelayanan yang meningkat = jumlah pekerjaan yang meningkat = jumlah keuntungan yang meningkat = keuntungan yang semakin besar bagi karyawan."
Boomerang Pelayanan
Selepas obrolan itu saya benar-benar terinspirasi untuk benar-benar melayani kader-kader saya di HMI, walaupun memang dalam keadaan segenting apapun. Sebab saya pernah memberikan tawaran ke mereka bahwa ketika masuk HMI anda akan seperti ini dan itu. Namun, ketika tawaran saya tidak sepenuhnya jalan, artinya saya hanya memberikan harapan palsu pada orang.
Pepatah arab mengataka "Man Yazra' Yahshud". Siapa menanam, dia memetik. Pepatah ini ada kebenarannya. Jika Anda ingin mempengaruhi orang lain untuk melayani dan membantu Anda mengubah keadaan, Anda akan memperoleh kembali apa yang telah diberikan. Etika pelayanan selalu bersifat sebagai boomerang. Ingat bahwa orang tidak akan peduli berapa banyak pengetahuan Anda, sampai mereka mengetahui berapa banyak perhatian anda.
Mereka sebenarnya tidak peduli akan pangkat, titel, atau berapa banyak uang yang adan miliki. Namun yang ingin mereka ketahui adalah apakah anda memperhatikan mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Baru setelah itu, pengetahuan dan pengalaman Anda mempunyai peranan penting.
Saya tidak bisa mengingat lebih nasehat-nasehat dari Abang JNE itu, namun isi dari obrolannya mampu mengubah pola kepemimpinan saya di organisasi. Akhirnya saya selalu memberikan reward dan apresiasi dengan pelayanan kepada kader HMI yang aktif dalam kegiatan, sebagai bentuk melayani mereka agar merubah keadaan organisasi menjadi lebih baik dengan mengawali pengembangan pada SDM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H