Mohon tunggu...
Kavadya Syska
Kavadya Syska Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / Mahasiswa S3 Ilmu Pangan, Sekolah Pascasarjana IPB University

Saat ini penulis adalah dosen tetap pada Fakultas Teknologi Industri, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap per November 2023. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 pada Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Palembang dan melanjutkan S2 pada Program Studi Teknologi Pasca Panen Institut Pertanian Bogor. Saat ini penulis sedang menempuh jenjang doktoral pada Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor. Mulai berkarier sebagai Dosen pada tahun 2016 pada Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto (UNU Purwokerto). Matakuliah yang diampu khususnya pada bidang teknologi pangan yaitu biokimia pangan, rekayasa pangan, pangan fungsional, evaluasi sensori, kimia pangan, analisis pangan, teknologi penyimpanan dan pengemasan, dan teknologi pengolahan pangan. Selain itu, aktif dalam penelitian di bidang teknologi pangan seperti pada kopi specialty, pangan fungsional berbasis purwoceng, beluntas, serta plant based food lainnya, serta kajian green manufacturing di UMKM pangan bersumber pada pendanaan dari DRTPM, institusi internal, kerjasama industri, sampai Matching Fund Kemdikbudristek. Diseminasi teknologi ke masyarakat dilakukan bekerja sama dengan beberapa kelompok UMKM gula kelapa, kopi, jagung, serta pemerintah daerah dan desa untuk pendampingan dan memperkenalkan metode, teknologi, dan produk baru yang dihasilkan melalui pengembangan inovasi produk pangan. Pengalaman dalam pengembangan institusi sebagai Ketua Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, UNU Purwokerto 2 Periode (2018-2022 dan 2022-2023), Senat Universitas (2018–2022), Senat Fakultas (2018-2022 dan 2022-2023), serta kegiatan ad hoc lainnya di level fakultas dan universitas, serta lembaga di luar kampus (PATPI, ADN, dan PII). Penulis dapat dihubungi melalui e-mail: syska.kavadya@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peran Teknologi Non-Termal dalam meningkatkan Bioavailabilitas Polifenol pada Buah dan Sayuran

8 November 2024   14:42 Diperbarui: 8 November 2024   15:32 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ultrasound menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan kavitasi, yaitu pembentukan gelembung kecil di dalam sel yang memecah dinding sel dan meningkatkan difusi polifenol. Dalam studi pada jus stroberi, ultrasound terbukti mampu meningkatkan kandungan total polifenol hingga 85%, sekaligus mempertahankan senyawa bioaktif yang mendukung manfaat kesehatan.

2.5 Supercritical Carbon Dioxide (SC-CO2)

Supercritical Carbon Dioxide (SC-CO2) memanfaatkan CO2 dalam kondisi superkritis untuk ekstraksi dan pengawetan polifenol. Proses ini meningkatkan permeabilitas membran sel, yang memungkinkan lebih banyak polifenol dilepaskan dari struktur seluler. Selain itu, SC-CO2 dapat menjaga kualitas nutrisi dan organoleptik produk tanpa menggunakan panas tinggi.

3. Mekanisme Pengaruh Teknologi Non-Termal terhadap Polifenol

Teknologi non-termal memiliki berbagai mekanisme pengaruh yang dapat meningkatkan kandungan dan bioavailabilitas polifenol, yaitu:

3.1 Disintegrasi Dinding Sel

Teknologi seperti HPP, PEF, dan Ultrasound menyebabkan disintegrasi dinding sel yang memungkinkan pelepasan polifenol dari jaringan tanaman. Dengan kerusakan dinding sel yang terkontrol, kandungan total polifenol meningkat secara signifikan, sehingga meningkatkan bioaksesibilitas dan bioavailabilitasnya dalam tubuh.

3.2 Inaktivasi Enzim

Enzim oksidatif, seperti polifenol oksidase (PPO), dapat merusak struktur polifenol selama pengolahan makanan. Teknologi CP dan PEF mampu menginaktivasi enzim ini, sehingga mencegah degradasi polifenol dan mempertahankan nilai nutrisi.

3.3 Reaksi Radikal Bebas

Cold Plasma menghasilkan partikel reaktif yang dapat merusak struktur sel, memungkinkan pelepasan polifenol. Namun demikian, perlu dicatat bahwa radikal bebas berlebih dapat menyebabkan degradasi polifenol, sehingga intensitas dan durasi CP harus dikontrol dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun