Mohon tunggu...
Ratno
Ratno Mohon Tunggu... Guru - Guru Indonesia

Kauman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Misteri Kelelawar Yu Karti

8 Mei 2020   05:30 Diperbarui: 10 Mei 2020   09:39 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kelelawar kecil. (sumber: pexels.com/@hitchhike)

Tiba-tiba Yu Karti badanya kejang-kejang dan jatuh ke tanah. Dengan mata tertutup, gigi menggigit dengan bibir dibuka yang atas dan bawah, sehingga nampak dua giginya berwarna keemasan menghiasi mulutnya. Tetapi Pak Tompo nampak tidak begitu heran atau ketakutan melihat istrinya, seperti hal yang biasa terjadi.

Tak lama kemudian Yu Karti membuka matanya dan duduk terdiam lalu menangis, bukan pertanda Yu Karti sudah sadar, tetapi dia malah ngomel, menangis dengan mata berkedip-kedip dengan kecepatan tinggi.

"Kamu, kamu Tompo, mengapa hewan peliharaanku kamu bunuh dan kamu makan!"guman Yu Karti dengan mata berkedip-kedip.

"Itu lagi, itu lagi yang diucapkanya,"batin Tompo sambil komat-kamit mengucapkan do'a-do'a pengusir setan yang menempel pada tubuh Karti.

Selama ini Tompo merasa dipersalahkan terus oleh setan yang merasuki tubuh Karti. Tanpa sengaja tiga bulan yang lalu Tompo waktu berladang tiba-tiba ada seekor kalong yang jatuh berdarah-darah di ladangnya.

"Ya lumayan bisa untuk lauk seharian," guman Tompo sambil menguliti kalong yang ditembak pemburu tadi pagi.

Tompo memasak sendiri karena kebetulan Yu Karti istrinya pergi ke pasar. Sudah menjadi kebiasaan warga kampung menjadikan kalong sebagai hewan buruan. Selain dagingnya enak disantap, juga tulang pahanya dipergunakan untuk once (pipa penghisap rokok)

"Pak masak apa ini baunya kok gurih?" tanya Yu Karti setiba dari pasar. 

Tanpa sengaja Yu Karti sambil menaruh tas belanjaan di dapur melihat sosok kepala kalong yang masih belum dibuang oleh Tompo yang memang kepalanya sengaja tidak ikut dimasak.

Seketika itu Yu Karti kejang-kejang melihat kalong yang dibunuh oleh suaminya. Dan beberapa saat Yu Karti ngomel seperti orang kesurupan marahnya bukan main.

"Manusia apa kamu itu Tompo? kok ngragas (pemakan segala), binatang peliharaanku kamu bunuh dan kamu makan. Semua kalong di kampung ini adalah peliharaanku semua, tidak seorangpun boleh membunuh dan memakannya. Aku bersumpah serapah apabila ada ramainya jaman manusia akan dibunuh oleh kalong itu sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun