Mohon tunggu...
Kauleh Torul
Kauleh Torul Mohon Tunggu... -

Torul bernama asli Ir. M. Matorurrozaq M.MT, dilahirkan di Jrengik Kabupaten Sampang, putra sulung almarhum H. Moh. Ismail Muzakki mantan anggota DPR RI dari fraksi PPP. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga berpendidikan. Ia adalah alumnus pesantren dan tercatat sebagai konsultan teknik sukses. Ia mempunyai modal dengan segenap pengalamannya sebagai pengusaha dan konsultan profesional yang mengerti betul tentang teknis, sistem manajemen keuangan dan budaya birokrasi yang ada. Torul adalah salah satu kandidat bakal calon Bupati Sampang pada Pilbup Sampang 2018. Prinsipnya kepemimpinannya sederhana, jika kepala tegak dan tegas, maka bawahan akan mengikuti gerakan kepala, yakni tegak dan tegas pula serta berprilaku baik dan bersih.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menapaki Jejak Babad Madura di Pantai Nepa

25 Mei 2017   14:24 Diperbarui: 26 Mei 2017   15:23 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah keputusasaannya, Sangyangtunggal bermimpi bahwa ia harus mencari bantuan seorang pemuda dari pulau seberang. Pemuda tersebut adalah cucunya sendiri, Raden Segoro, sedangkan pulau yang dimaksud tak lain adalah pantai Nepa dimana Segoro dan ibunya bermukim. Pulau itu juga yang disebut Madura.

pantai-nepa-sampang-web-1-800x400-5926867a5a7b611831fe39b7.jpg
pantai-nepa-sampang-web-1-800x400-5926867a5a7b611831fe39b7.jpg
Banyak kisah menceritakan mengapa disebut Madura. Satu versi mengatakan ‘madura’ berasal dari ‘madu ara-ara’ atau pojok-pojok di laut yang luas. Ada pula yang mengisahkan bahwa dalam mimpinya Sangyangtunggal mendapat wisik untuk menemui pemuda dari daerah yang disebut ‘lemah dhuro’. ‘Dhuro’ berarti antara ada dan tiada. Ini berkaitan dengan kondisi geologis tanah pulau Madura, yakni yang lebih rendah dari permukaan air laut. Ia ada ketika air laut surut, yang membuat daratan-daratan tidak terendam air. Tapi daratan yang sama menjadi tak terlihat ketika air laut mulai pasang.

Singkat cerita, melalui utusannya, Sangyangtunggal berhasil membujuk Raden Segoro untuk melawan tentara Cina. Atas nama Medang, Segoro memenangkan peperangan itu. Atas kemenangan itu, Sangyangtunggal sangat berterimakasih, sekaligus kagum dan penasaran akan asal-usul Raden Segoro. Ketika ditanya mengenai orangtuanya, Raden Segoro meminta ijin untuk pulang ke Pantai Nepa di Madura untuk bertanya pada ibunya.

Sangyangtunggal kemudian mengutus patih-patihnya untuk mengantar Raden Segoro. Sesampainya di Nepa, Segoro berpesan pada para patih untuk menunggu dan tidak mencuri dengar. Namun, patih-patih ini membelot, dan Segoro mengetahuinya. Mereka kepergok menguping tepat setelah Rorogung, sang ibu, mengatakan pada Raden Segoro bahwa ia adalah anak dari siluman. Segoro sangat marah ketika para patih tidak mematuhinya. Lalu dengan kesaktiannya ia mengutuk para patih tersebut menjadi kera.

Tidak mungkin kembali ke istana dalam wujud kera, para patih yang membelot ini tetap bermukim di Pantai Nepa. Orang-orang percaya, kera-kera yang tinggal di Hutan Kera Nepa, yang sesekali juga terlihat melintas di Pantai Nepa. Umumnya mereka jinak, warga meyakini karena kera-kera ini pada awalnya adalah manusia.

Bagaimana dengan Segoro dan ibunya? Legenda mengatakan mereka kemudian berhasil moksa, untuk kemudian tinggal bersama ayah Segoro di dunia gaib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun