Mohon tunggu...
Keluarga Bunga Gunung
Keluarga Bunga Gunung Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Dua Pecinta

Pasangan suami-istri yang tertarik menulis soal parenting, nyastra, dan sebagainya, sebagainya, sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Eksperimental: Lihat Kebunku

7 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 7 Agustus 2022   09:03 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat kebunku penuh dengan bunga
Ada yang merah dan ada yang putih
Setiap hari kusiram semua
Mawar melati semuanya indah

Sambil menimang-nimang si Adik, kamu menyenandungkannya.
Tiap sore. Tiap habis kamu memandikannya.
Kamu akan meraihnya dan mengikatnya dengan kain gendongan warna ungu terong di punggungmu.
Aku hanya duduk di ujung teras dengan buku gambar dan puntungan krayon.
Dan dia, si bajingan-tua-bangka itu tak melakukan apapun untuk menyenangkan keluarganya selain bermain-main dengan puntung rokoknya.

--

Lihat kebunku penuh dengan bunga
Ada yang merah dan ada yang putih

Hari itu, sampai situ saja kamu sanggup menyanyikannya.
Yang kemudian kudengar hanyalah suara jeritan dan raunganmu.
Juga suara raksasa murka dan kebisingan yang tak mau lagi kuingat-ingat.

--

"Lihat! Kebunku penuh dengan bunga.
Ada yang merah dan ada yang putih."

Kebun kita memang dari dulu penuh bunga.
Bunga apa saja yang menyedapkan mata.
Yang memanjakan hidung dan hasrat.
Kini lebih banyak lagi bunga-bunga di kebun kita.
Kamu pasti senang jika sempat menikmatinya.

--

Setiap hari kusiram semua
Mawar melati semuanya indah

Sungguh sudah tak ada lagi air mata yang tersisa.
Mawar, melati, atau apa saja sudah habis kupetik satu-satu.
Tak ada lagi air, tak ada lagi bunga.
Tinggal tanah kering yang menyisa bersama jiwa-jiwa tandus
--yang kapan saja akan terbawa angin kemarau bersama debu-debu dan lapukan batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun