Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kita ketika mendengar kata sejarah? Mungkin ada yang mengatakan kalau sejarah itu tidak penting dan membosankan. Tetapi ada juga orang-orang yang sangat mencintai sejarah dan menganggap sejarah sebagai sesuatu yang sangat menarik untuk dipelajari.Â
Sebenarnya, ketika kita mengatakan sejarah tidak penting, itu adalah sebuah pemikiran yang salah. Sejarah adalah sebuah peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, dan sangat penting untuk kita ketahui karena dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua di masa depan.
Namun, meski telah mengetahui pentingnya belajar sejarah, sayangnya masih banyak orang yang tidak tertarik untuk belajar sejarah. Tidak usah jauh-jauh, di Indonesia, negara kita sendiri, mungkin lebih banyak orang yang malas belajar sejarah dibandingkan dengan orang yang cinta sejarah.Â
Jika budaya seperti ini tetap dipertahankan, mungkin beberapa generasi ke depan sejarah Indonesia akan hilang begitu saja. Jangankan generasi berikutnya, bahkan kita yang hidup di generasi sekarang belum tentu mengetahui sejarah negara kita sendiri.
Bagi sebagian orang yang menganggap pelajaran sejarah sebagai suatu hal yang sangat membosankan, mungkin belum pernah mencoba mempelajari sejarah dengan cara yang menarik. Jika sudah mencobanya, bahkan orang-orang yang tidak menyukai sejarah pun akan tertarik mempelajarinya.
![s-453828614-5ca203d595760e2faf57a3e2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/04/01/s-453828614-5ca203d595760e2faf57a3e2.jpg?t=o&v=770)
Museum Perumusan Naskah Proklamasi didirikan sekitar tahun 1920-an dengan arsitektur Eropa. Luas tanahnya adalah 3.914 m2 sedangkan luas bangunannya 1.138,10 m2.Â
Sebelum dijadikan museum, gedung ini sempat dihuni oleh beberapa orang yang berbeda. Tetapi pada tahun 1984, karena adanya sejarah yang disimpan oleh gedung ini yaitu gedung ini pernah menjadi tempat untuk merumuskan naskah proklamasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Â
8 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 24 November 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.1 ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0476/0/1992.
Saat pertama masuk ke Munasprok, kita harus membeli tiket terlebih dahulu. Harga tiketnya pun sangat murah, untuk orang dewasa hanya seharga Rp. 2.000,00 saja. Tentunya harga tersebut sangat murah, apalagi dengan fasilitas yang sangat baik yang disediakan oleh museum tersebut.Â
Awalnya, kita akan dipandu dan diajak masuk ke dalam sebuah ruangan teater kemudian ditampilkan sebuah film dokumenter mengenai peristiwa perjuangan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Setelah itu, kita akan diperbolehkan untuk melihat-lihat dalam museum. Museum ini terdiri atas 2 lantai.
Di lantai 1, terdapat 4 ruangan yaitu ruangan pertemuan, ruangan perumusan, ruangan pengesahan, dan ruangan pengetikan. Ruangan pertemuan adalah tempat peristiwa bersejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi.Â
Ruangan ini merupakan ruang tamu yang juga digunakan sebagai kantor oleh Maeda. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo diterima oleh Maeda di ruangan ini sepulang dari Rengasdengklok. Sedangkan ruangan perumusan adalah ruang makan dan tempat mengadakan rapat. Ruangan ini terletak di sebelah ruangan pertemuan. Selanjutnya ada ruangan pengesahan yang terletak di tengah rumah.Â
Di ruangan inilah Soekarno Hatta menandatangani naskah proklamasi. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta di atas piano yang terletak di bawah tangga atas nama bangsa Indonesia.Â
Ruangan yang terakhir adalah ruangan pengetikan. Setelah mendapat persetujuan dari hadirin, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang pengetikan yang terletak di bawah tangga dekat dapur dan ditemani oleh B.M. Diah.
Museum ini menyiapkan sebuah aplikasi yang dinamakan SIJI yang bisa diunduh ke ponsel pintar Anda. Cara menggunakan aplikasi ini adalah dengan memindai poster di dinding museum.Â
Setelah dipindai, Â maka akan muncul video, tulisan, dan suara mengenai peristiwa sejarah yang terdapat di poster tersebut. Selain itu, di setiap ruangan juga disediakan semacam tablet yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pengunjung.Â
Dengan fasilitas seperti ini, ditambah kita hanya perlu menyiapkan Rp. 2.000,00 saja untuk masuk ke museum ini, tentunya sangat menguntungkan. Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak mengunjungi museum-museum di Indonesia.
Sebagai generasi muda negara Indonesia, tentunya kita harus mengetahui bagaimana perjuangan para pahlawan kita di masa lampau. Sebenarnya tidak hanya generasi muda, orang tua juga wajib mengetahui sejarah bangsa kita ini.Â
Dengan itu, kita dapat lebih menghargai kerja keras  para pahlawan dan mensyukuri hidup kita di masa sekarang. Jangan sampai kemerdekaan yang telah diraih oleh jerih payah para pahlawan kita disia-siakan begitu saja. Jangan sampai kemerdekaan yang telah kita raih ini diambil oleh negara lain begitu saja.
Banyak sekali hal yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, antara lain belajar dengan giat, mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri, menjaga nama baik Indonesia, dan masih banyak lagi. Satu hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah untuk terus mengingat sejarah bangsa kita dan menghargai kerja keras para pahlawan kita, seperti apa yang pernah dikatakan Ir. Soekarno, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya." Maka sudah saatnya bagi kita untuk mengingat dan menghargai sejarah bangsa kita untuk membangun generasi muda Indonesia yang lebih baik.
Untuk membantu kita mengingat dan menghargai sejarah bangsa kita, cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan mengunjungi museum-museum sejarah yang ada di Indonesia, seperti Munasprok.Â
Dengan mengunjungi museum, kita dapat menambah wawasan kita dengan harga yang sangat murah. Tidak hanya itu, dengan mengunjungi museum, kita dapat lebih merasakan apa yang para pahlawan kita rasakan, sehingga dapat meningkatkan rasa cinta kita kepada Indonesia.
Oleh karena itu, mari kita berkunjung ke museum. Jangan lupa juga untuk ajak orang-orang di sekeliling kita untuk datang ke museum. Dengan mendokumentasikan keindahan museum di Indonesia dan mengunggahnya di media sosial, kita sudah dapat mengajak orang-orang di sekitar kita untuk datang ke museum. Bagi para orang tua, jangan lupa untuk ajak anak-anak dan cucu Anda ke museum ya. Tidak ada ruginya kan berwisata ke museum?
     Â
     Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI