Mohon tunggu...
Katharina Zianet
Katharina Zianet Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

FISIP UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jadi Lebih Dekat dengan Anak Pakai Metode Nonverbal

24 November 2020   21:12 Diperbarui: 24 November 2020   21:30 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo !!!

Kali ini saya mau berbagi sedikit informasi yang dapat di coba bagi para orang tua di rumah. Khususnya new parents yang bingung bagaimana cara agar tetap menjaga kedekatan dengan sang buah hati hingga dia dewasa kelak. Topik kali ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi, yang pasti bukan peran saya sebagai orang tua melainkan kesimpulan yang diambil dari curahan hati teman-teman sepermainan.

Sesungguhnya seorang anak memiliki keinginan untuk menyampaikan hal-hal yang dirasakan dalam diri mereka, apapun itu. Namun, keinginan tersebut urung untuk disampaikan sebab ada rasa canggung yang cukup besar dalam diri mereka. Adanya rasa canggung ini dipengaruhi oleh faktor ketakutan akan menerima respon verbal atau non-verbal yang tidak sesuai dengan harapan anak. Misalnya ketika si anak meminta untuk di belikan mainan baru, namun feedback yang diperoleh adalah umpatan karena tidak mampu menjaga mainan lama yang dimiliki.

Jika terus dibiarkan rasa canggung ini akan menghambat perkembangan anak dan tentu akan mengganggu proses komunikasi dalam keluarga pada hari-hari berikutnya. Lebih buruk lagi hubungan antara orang tua dan anak menjadi semakin renggang.

Berdasarkan curahan hati teman-teman, tahukah Mom & Dad bahwa sebenarnya komunikasi non-verbal cukup ampuh untuk menjadi pengikat kedekatan serta membuat anak merasa dicintai dan dimengerti?

Penggunaan interaksi non-verbal dalam berkomunikasi dengan anak, terutama saat anak berada pada golden age dapat meningkatkan percaya diri, mengurangi resiko gangguan perilaku, dan mendukung keterampilan berkomunikasi.

Berikut ini 4 bentuk komunikasi non-verbal yang diinginkan oleh anak dari orang tua mereka.

Ekspresi Wajah

Berkomunikasi dengan raut wajah yang berbeda memberikan dampak yang berbeda pula pada perkembangan anak. Sehingga, disarankan untuk Mom & Dad untuk selalu menunjukan ekspresi wajah positif, misalnya menunjukan rasa antusias dengan tersenyum dan kondisi pupil mata yang melebar. Dengan demikian sang anak akan merasa leluasa untuk bercerita.

Gestur Tubuh  dan Intonasi Suara

Memberikan respon berupa gestur tubuh dan nada suara yang bervariasi pada saat bercakap-cakap dengan anak mampu merajut kedekatan yang mampu menambah mutu pada komunikasi dalam keluarga.

Gestur seperti anggukan kepala atau bertepuk tangan termasuk komunikasi non-verbal membuat anak menjadi lebih ingin mendengarkan.

Eye Contact

Sebagian besar dari teman-teman saya mengatakan bahwa mereka akan sangat merasa dimengerti, apabila saat berbicara mendapatkan perhatian penuh. Dengan memberi tatapan hangat dan lembut saat anak bercerita juga merupakan cara ampuh untuk membuat anak lebih mengerti pesan yang disampaikan oleh Mom & Dad.

Sentuhan

Suatu bentuk sentuhan dapat mewakili berbagai makna kata yang diucapkan. Yapss bentuk komunikasi tidak selamanya harus menggunakan pesan verbal.

Contoh ketika sang anak kelelahan setelah aktivitas hendaknya Mom & Dad memberikan usapan/ mengelus lembut punggung anak. Tindakan ini membuat anak merasa lebih dekat dengan Mom & Dad.

Sekian dulu informasi yang dapat penulis berikan, semoga Mom & Dad menjadi lebih memahami bagaimana membangun komunikasi yang tepat antara orang tua dan anak agar hubungan keluarga lebih haromonis.

Semoga bermanfaat !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun