Mohon tunggu...
ephemeral
ephemeral Mohon Tunggu... Mahasiswa - siswi sma

wibu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bisikan Bunga [Fanfic Genshin//Donna,Diluc,Jean] - Part 1

19 November 2022   19:30 Diperbarui: 19 November 2022   19:32 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Ah tidak, Tuan Diluc. Aku hanya memerlukan bunga Heart of Depth dari Dragonspine. Pastinya Tuan Diluc tahu betapa bahayanya tempat itu, jadi bisakah Tuan Diluc menemaniku         dalam perjalanan?", tanya Donna sambil menundukkan kepalanya dengan perasaan gelisah. Ia takut Diluc akan menolak permintaannya.

Diluc terdiam untuk beberapa detik membiarkan Donna dalam keadaan putus asa. Kepala Donna mulai dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif. Ia tidak berani mendongakkan kepalanya dan menatap mata Diluc secara langsung, ia takut untuk menerima kenyataan---

            "Dengan senang hati, Nona Donna. Bagaimana dengan Sabtu ini?"

Donna membelalakan matanya tidak percaya akan jawaban Diluc. Tetapi dipikir-pikir lagi, Diluc memanglah pria sejati yang tidak akan bisa menolak permintaan tolong dari siapapun-Ia pun akan rela memberikan persediaan payungnya kepada siapapun di saat hujan turun dengan deras-Akhinya Donna bisa menenggakan kepalanya lagi dengan senyuman yang lebar dan mata mereka bertemu. Senyuman manis milik Donna dapat melelehkan lelaki di seluruh pelosok dunia... kecuali beberapa. Mereka membicarakan waktu dan tempat pertemuan. Apa ini bisa disebut 'kencan'?

            "Terimaka-", tepat sebelum Donna dapat mengatakan terimakasihnya kepada Diluc, seorang wanita yang berpakaian seperti bangsawan dengan status tinggi masuk ke dalam kedai dan duduk di sebelahnya. Wanita tersebut memiliki rambut pirang keemasan dengan kulit yang pucat. Matanya yang berwarna biru laut dengan bibir manis yang berwarna merah merona. Namun dirinya tampak lelah seperti belum mendapatkan tidur selama beberapa hari.

            "Selamat datang, apa yang ingin dipesan?"

            "Kenapa kamu formal sekali? Kupikir kita lebih dekat dari itu, Diluc."

Satu kalimat dari wanita itu cukup membuat perasaan Donna kalang-kabut. Siapa wanita ini? Kenapa bahasanya sangat santai saat berbicara dengan Diluc? Apa hubungan mereka? Wanita ini bahkan memanggil nama Diluc secara langsung tanpa menggunakan panggilan formalitas.

            "Aku masih bekerja, Jean. Kupikir kamu lebih profesional dari ini.", timbal Diluc.

Oh- jadi wanita berpenampilan bagaikan malaikat ini bernama Jean Gunnhildr? Benar-benar cantik, pikir Donna.

Jean dan Diluc mulai sibuk bertukar perbincangan. Rasanya dunia ini milik berdua, milik mereka berdua. Jika ia sedang berada di panggung pertunjukkan, sorotan lampu pastinya sedang terarah kepada mereka berdua saja. Hati Donna sangat cemburu, seharusnya ia yang berada di sorotan lampu itu bersama Diluc. Di saat ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berdua dengan Diluc, Jean justru datang dan menghancurkan segalanya. Mata Donna mulai berkaca-kaca, sekali lagi ia menundukkan kepalanya. Ia tidak ingin Diluc melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti ini. Donna yang sedang tenggelam dalam pemikirannya ini disadarkan oleh Jean yang batuk secara terus-menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun