Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Ketulusan

27 Januari 2023   08:29 Diperbarui: 27 Januari 2023   08:43 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari Canva 

Ada respon berarti sudah diterima atau dibaca. Ada respon artinya apa yang kita lakukan dihargai. Respek. Walaupun kita tidak tahu tulus atau basa-basi. 

Takpeduli. Yang terpenting apa yang dilakukan berbalas. Jangan hanya bisa diam seribu basa sehingga menghadirkan seribu tanya pula.

Secara umum ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain muncul harapan untuk segera mendapatkan balasan. Paling tidak sebuah ucapan "terima kasih" atau dengan bahasa isyarat berupa senyuman. Itu pun sudah cukup. Hadirkan bahagia.

Sayangnya tidak semua akan menjadi kenyataan. Benar saja. Kiriman gambar ucapan selamat yang  saya layangkan ada beberapa yang tidak mendapatkan respon. Padahal semua dengan jelas ada muncul dua centang biru. Artinya sudah terbaca.

Seketika memang muncul tanya dan rasa kecewa. Ada apa? Kenapa tidak direspon? Apa memang tidak senang dikirimi gambar tersebut? 

Karena saya memang pernah bertemu dengan orang yang terus terang   mengatakan  tidak suka dikirimi segala macam gambar ucapan.

Apakah justru dengan mengirim gambar ucapan itu membuatnya taksenang karena akan mengurangi jatah kuota internetnya yang terbatas?

Ada juga karena alasan memori teleponnya tidak cukup kalau terlalu banyak menerima kiriman gambar. Ya sudah. Tak apa-apa.

Tetap saja saat mengalami hal yang sama, berkecamuk begitu banyak  rasa penasaran tak berkesudahan. Sekali lagi. Ada apa? Hanya bisa menelan ludah.

Buru-buru menghibur diri. Mungkin saja setelah membuka gambar dan membaca apa yang tertulis tidak sempat merespon karena tiba-tiba ada urusan. Bisa saja, bukan?

Bisa juga karena alasan lain yang tak terpikirkan. Bukankah kita tahu untuk satu hal ada seribu satu alasannya? Mau menelusuri satu demi satu? Capai deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun