Cemburu pada Waktu
Pada waktu yang berlalu aku cemburu karena demikian banyak kebaikan yang terbang bagai debuÂ
Mengenal DiriÂ
Adakah yang lebih berarti dari  hidup dan mati  daripada mengenal diri yang sejati?
NyaliÂ
Memuji orang yang membenci perlu nyali, bila bisa melakukan itulah keberanian sejatiÂ
DendamÂ
Manakala ada yang menindas takbisa marah, malah menyimpan dendam sebagai bara; sungguh celakaÂ
Cinta Air Mata
Anakku menangis karena tak dapat yang ia pinta; air mataku pun mengalir sebagai cinta; dalam diam aku berdoa; rela menukar nyawa agar yang ia pinta menjadi nyataÂ
RahasiaÂ
Akan kupegang kepercayaan, tak akan aku membisikkan pada rumput yang bergoyang sekalipun, karena takut akan mengabarkan pada semilir angin malam.
Kata BerjiwaÂ
Kata-kata sejatinya tak bernyawa, Â tetapi setiap penulis dapat menitipkan jiwa padanya agar dapat menggugah rasaÂ
Tangis OptimisÂ
Pada hujan aku menitipkan tangis , setelah hujan reda hadir pelangi aku menitipkan rasa optimisÂ
Kemiskinan
Tidak apa-apa hidup dalam kemiskinan, yang lebih penting setia pada keimanan; kemiskinan bisa jadi adalah ujian agar bertumbuh kerohanianÂ
Pintar  Omongan
Orang-orang berpikir agar tampak pintar mesti banyak omong, tetapi apa yang diomongkan jadi kosong
Rasa Manusia
Manakala manusia tak memelihara rasa, lama-lama bisa kehilangan rasa manusiaÂ
@inspirasipuisi, 08 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H