Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Plastik

13 September 2022   12:32 Diperbarui: 13 September 2022   12:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postwrap/katedrarajawen 

Ibarat setan, plastik itu sesuatu yang seram menakutkan bagi pecinta lingkungan. Karena plastik memang dapat merusak kesuburan tanah dalam waktu jangka panjang.

Sesungguhnya yang lebih menakutkan dan berbahaya itu adalah manusianya. 

Plastik ibarat pisau bermata dua. Sama dengan teknologi yang bisa merusak dan berguna. Semua tergantung  manusia sebagai pengguna. 

Apakah kita memungkiri demikian banyak manfaat dari plastik namanya? 

Apabila manusia mau dan bisa mengolahnya dengan baik, maka akan menjadi nilai ekonomi yang membawa manfaat besar sekali bagi kehidupan manusia.

Para pemulung begitu bahagia bila ada sampah plastik melimpah di TPA. Tanpa jijik mereka mengumpulkan segala jenis plastik yang ada. Yang akan menjadi sumber penghasilan berharga. 

Begitu juga para juragan yang menjadi penampung sampah yang bernama plastik ini akan kebagian laba juga. 

Ibu saya di rumah selalu merapikan kantong plastik dengan rapi yang sewaktu-waktu dapat berguna. Tidak pernah merusak lingkungan dan pandangan mata.

Begitu banyak bahan dan alat di rumah kita yang terbuat dari plastik. Bahkan dari bahan plastik bisa menciptakan sebuah baju yang memesona. 

Apakah kita juga tahu, kantong-kantong plastik yang sudah menjadi sampah itu bisa menjadi sumber bahagia? 

Ada cerita dari India. Ini yang membuat seorang teman tergugah. Ketika ia bercerita, saya pun merasakan hal yang sama. 

Dalam perjalanannya sambil melayani di suatu wilayah nan sejuk di kaki Gunung Himalaya. Walaupun jauh dari kemajuan  teknologi, anak-anak masih hidup dengan polos, apa adanya.

Tak terbayangkan olehnya, kantong-kantong plastik bisa menjadi sumber bahagia mereka. Tertawa ceria. Bisa serasa menjadi bintang dunia. Padahal dengan ide atau kreasi yang sangat sederhana. 

Anak-anak di kaki Gunung Himalaya jauh dari hiruk-pikuk keramaian gaya hidup, bahkan ketika malam hanya bisa menikmati gelap gulita. Bila tanpa hadir bintang-bintang dan bulan yang tampak jauh di ruang angkasa.

Bagaimana bisa sesuatu benda yang bagi para pecinta lingkungan menakutkan dan berbahaya, menjadi sumber bahagia bagi anak-anak yang hidup di kaki Gunung Himalaya? 

Alih-alih memiliki gawai pintar nan canggih, televisi pun menjadi barang mewah bagi mereka. Kabarnya aliran listrik saja masih tiada. 

Apakah anak-anak di kota yang sudah hanyut dalam kemajuan teknologi lebih bahagia dari mereka? 

Kadang kita lupa, bahwa bahagia itu cukup dengan hati yang sederhana. Dengan  omong kosong hidup bergaya. Bukan tergantung apa yang di luar dengan segala kemewahan, tetapi kemewahan yang ada di dalam  jiwa. 

Anak-anak di kaki Gunung Himalaya itu begitu bahagia menikmati senja. Berlari ke sana sini penuh tawa bak sedang berada di surga. Mereka larut dalam permainan yang paling banyak penggemar di dunia. 

Sepak bola? 

Ya, mereka bermain sepak bola dengan bahagia. Benda bulat--nyatanya tidak bulat-bulat amat juga--yang mereka perebutkan dan tendang terbuat dari gulungan kantong-kantong plastik saja. Bagi mereka kantong plastik itu sangat berharga. 

Walaupun hanya gulungan sampah plastik yang berbentuk bola bagi anak-anak desa itu sudah bisa menikmati bahagia. Karena hanya bola plastik itu yang mereka punya.

Ketika tidak banyak pilihan hidup pun terasa lega. Terlalu banyak keinginan justru menjadi sumber derita. Tiada dusta dengan bola dari kantong plastik saja bisa menikmati bahagia. Jadi, manusia terlalu banyak omong kosong untuk hal yang sesungguhnya sederhana. 

@cermindiri, 09 September 2022 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun