Saya juga banyak mengenal teman-teman yang ada bahkan ia sendiri hidup dalam kekurangan, tetapi tidak menggoyahkan hatinya melakukan kebajikan pada sesama. Di mana saja ia ditempatkan.Â
Yang luar biasa, orangtua pun mendukung merelakan anaknya melayani tanpa ada penghasilan. Semua hanya mengikuti panggilan hati. Ibarat kata, berbuat kebajikan tanpa ada syarat dan ketentuan yang berlaku.
Ada juga anak-anak muda yang sekolah tinggi bahkan jauh-jauh di luar negeri. Pulang bukannya cari pekerjaan bergaji tinggi, malah melayani dalam kebajikan tanpa pamrih.
Apakah mereka orang-orang yang bodoh?
Bukan. Mereka ini yang termasuk manusia yang punya prinsip kebaikan sebagai harga mati. Mengerti jalan hidup yang sejati.
Urusan ini saya tak berani omong kosong. Karena saya tahu persis dan sendiri pernah menjalani.
Ketika dalam ketulusan berbuat baik tak hitung-hitungan lagi.Â
Mengapa ada keberanian dan ketulusan seperti ini?
Semua bisa terjadi karena ada benih-benih kebajikan yang disemai orang-orang yang berada di depan, sehingga menjadi teladan dan inspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Jadi, bila hari ini kita pun berani dan tulus berbuat baik kepada  sesama, pasti akan menjadi inspirasi orang di sekitar ataupun generasi berikutnya.
Semua memang mesti dimulai dari diri kita sendiri tanpa bertanya atau menengok sana sini.
@cermindiri, 24 Juli 2022Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H