Ternyata diam-diam ia mengecek kebenaranya melalui telepon pintar yang berada di tangannya.
Lantas saya mendengar suaranya seakan berbisik diiringi senyuman kecil.
"Ternyata Bapak saya pintar juga."
Walaupun suaranya seakan berbisik, masih terasa bergema di kuping saya.Â
Artinya ia menemukan kebenaran yang saya katakan.
Senang? Bangga? Besar rasa?
Tidak juga. Saya pikir ini malah semacam pelecehan. Masa, baru tahu sekarang kalau bapaknya pintar. Parah ini anak.Â
Belum tahu dia, bapaknya memang pintar. Â Omong kosong, kepintarannya.
Dari obrolan kecil ini sejenak otak saya berpikir. Untuk urusan mudah ini saja belum tentu semua orang bisa melakukan dengan benar. Bahkan oleh mereka yang sudah banyak belajar dan dimakan usia.
Karena masih banyak yang menulis "PT" atau "Rp" dengan menggunakan titik.Â
Kalau tidak percaya, coba amati saja di spanduk atau plang sebuah pabrik. Di berbagai tulisan juga kita bisa menemukan kesalahan penulisan ini.Â