Tentu sambil berharap yang menemukan mau mengembalikan. Paling tidak surat-surat dan kartu-kartu. Kalau uang ikhlaskan saja.
Saat otak dan perasaan berpikir dan penuh tanya. Kenapa bisa hilang? Langsung segera mengingatkan diri bahwa memang waktunya terjadi, terima saja.
Apa yang bukan menjadi milik kita lagi tetap akan hilang  bila sudah waktunya tiba. Apa yang masih  menjadi milik kita akan tetap bersama.
Saya mengingat kembali suatu kejadian. Saat itu dompet tertinggal di sebuah toko.
Karena teman yang ditunggu belum datang, saya ke sebuah toko untuk membeli beberapa roti. Saat hendak membayar saya mengeluarkan dompet. Setelah itu malah saya taruh di atas roti tersebut. Bukan memasukkan kembali ke kantong.
Kejadian ini saya sadari ketika hendak mengambil dompet tersebut yang sudah tidak berada di tempatnya.
Uang tersebut hampir dua jutaan dari bos yang hendak saya serahkan untuk pembayaran sewa alat berat.Â
Badan langsung lemas. Karena sudah setengah jam lebih kejadiannya. Mana mungkin masih ada dompet tersebut di tempatnya lagi? Ini pikiran yang pertama kali muncul.
Namun, namanya usaha tetap perlu ada. Saya segera kembali ke toko tersebut sambil berlari. Begitu masuk melihat ada beberapa orang yang sedang belanja badan makin lemas.
Akhirnya. Mata saya langsung bercahaya karena melihat dompet dengan uangnya masih utuh. Â Padahal posisi dompet tersebut hanya berjarak sekitar satu meter dari orang yang sedang belanja.
Dompet saya itu juga posisinya persis di depan pemilik toko yang hanya berjarak dua meteran. Aneh juga dia tidak melihat. Pikir saya waktu itu.