Namun, kembali diri saya mengingatkan untuk tahu diri bahwa ini urusan membeli motor bukan beli laptop. Bukan pula waktunya jadi sok mengatur yang mau membelikan. Tentu tidak elok.Â
Soal laptop pasti ada rezekinya tersendiri  lagi. Percaya saja. Begitu diri ini mengingatkan.Â
Keserakahan  merajalela begitu nyata di depan mata. Penyakit manusia ini ada di mana-mana. Bukan omong kosong tentunya.Â
Kalau ada yang gratisan orang-orang pasti berebutan. Khususnya di negeri tercinta kita ini. Tidak berpikir orang lain tidak kebagian. Yang penting saya dapat paling banyak. Orang lain tidak dapat masa bodoh.Â
Memborong barang dengan mengerahkan segala kecurangan. Tidak berpikir orang lain juga membutuhkan.Â
Keserakahan bukan hanya menjadi milik orang yang kekurangan. Mereka yang sudah hidup berlebihan justru semakin serakah.Â
Orang-orang kaya buktinya masih doyan korupsi. Apa karena kurang uang? Bukan. Penyakit keserakahan masih menggerogoti, sehingga bernafsu untuk memiliki semakin banyak lagi.Â
Oleh sebab itu mengapa saya mengatakan belajar pada diri sendiri?
Ketika  diberikan pilihan saya tidak tergoda. Mentang-mentang dikasih kesempatan untuk memilih motor yang paling bagus dan suka.Â
Apabila mengikuti perasaan pasti akan memilih yang mahal dan paling keren. Namun, karena tahu diri dikasih gratis pilih saja yang sesuai hati.Â
Namanya dikasih apapun itu pasti suka dan bersyukur. Apabila  mengikuti keserakahan pasti jadi mentang-mentang dan lupa diri.Â