Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Konvoi Mobil Mewah

21 Februari 2022   08:40 Diperbarui: 21 Februari 2022   08:46 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin bukan saya sendiri yang dibuat kesal seperti ini, tetapi bisa apa? 

Yang miris itu acara keagamaan. Di mimbar ceramahnya soal kebaikan, pahala, dan surga tanpa sadar menimbulkan keburukan, dosa, dan neraka buat orang lain.

Maksudnya gara-gara ada acara pesta itu saya jadi buat dosa dengan rasa kesal karena perjalanan terganggu. 

Ketika jalanan dengan seenaknya ditutup mungkin orang kaya yang rumahnya di sekitar itu harus mengalah dengan parkir jauh-jauh mobilnya. Mereka mau protes? 

Saya berandai saja, apabila orang kaya melakukan hal yang sama, menggelar pesta pernikahan dengan menutup jalur jalan, besoknya pasti viral warganet ramai-ramai menghakimi. Orang kaya seenaknya dan arogan  menutup jalan. Mentang-mentang. Hukum bisa dibeli. 

Jadi, saya berpikir acap kali kita berteriak tentang kebenaran dan keadilan dalam waktu yang sama justru sedang melakukan ketakbenaran dan ketakadilan.

Kita menganggap orang kaya yang sering arogan, realitasnya orang susah pun tak kalah arogan. 

Pernah bos saya mobilnya sedang parkir di pinggir jalan, ditabrak tukang ojek malah ia yang marah-marah  dan minta ganti rugi. Siapa yang arogan?

Saya juga pernah ketika menghalangi pemotor yang melawan arus, justru saya diteriaki dengan kata-kata yang kasar. Maaf, kalau lihat penampilan dan sepeda motor yang dipakai mereka bukan orang kaya. Ini sekadar perbandingan kalau yang konvoi mobil mewah itu dianggap orang kaya. 

Kali ini saya mencoba sedikit membela orang kaya dengan harapan bisa kebagian rezeki jadi orang kaya, soalnya sudah agak bosan juga belum kaya-kaya. 

Namun, sebenarnya menurut saya arogan atau suka mentang-mentang bukan hanya milik orang kaya, tidak sedikit orang susah juga sering bersikap demikian. Banyak juga orang kaya yang baik dan rendah hati tidak suka pamer. Jangan lupa itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun