Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Konvoi Mobil Mewah

21 Februari 2022   08:40 Diperbarui: 21 Februari 2022   08:46 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Pixabay.com/lipetkd

Apakah orang kaya selalu mendapat keistimewaan? Realitas yang ada tak jarang justru mereka salah dipahami dengan label mentang-mentang kaya jadi arogan. 

Soal konvoi mobil mewah yang dianggap sebagai pamer  di ruas  jalan tol Andara - Jakarta Selatan belum lama ini mendapat sorotan dari berbagai pihak dan sudut pandang. Ramai-ramai menyalahkan mereka dan polisi yang hanya menegur mereka, padahal  dianggap melanggar aturan. Mereka tidak ada izin pula. 

Jadinya timbul pikiran macam-macam. Ini pasti ada apa-apa. Apakah hukum bisa dibeli? 

Dalam hal ini  polisi punya pertimbangan tertentu, salah satunya karena mereka kooperatif, tetapi tuduhan yang didapat orang kaya adalah mereka mendapat perlakuan istimewa. Jangan-jangan ada apa-apa? Muncul dugaan. 

Apa benar demikian?

Dalam hal ini jelas ada diskriminasi perlakuan. Padahal urusan hukum semua sama. Katanya. 

Kalau mau jujur, sering terjadi di depan mata kepala saya sendiri konvoi mobil bak terbuka yang diisi puluhan orang dari orang tua sampai anak-anak, polisi juga terpaksa membiarkan. Bisa jadi polisi memaklumi, padahal jelas melanggar aturan juga. Sama dengan konvoi mewah itu, tidak ada izin pula. 

Kenapa ini tidak dipersoalkan juga mereka itu mendapat keistimewaan. Kenapa tidak ditilang dan diberi sanksi? 

Apakah karena yang naik mobil bak terbuka itu bukan orang kaya? 

Sering juga polisi hanya bisa membiarkan konvoi motor dengan bukan motor gede tanpa memakai helm dengan membawa bendera ormas tertentu. Tidak ada nyinyiran. 

Padahal mereka saat lewat kendaraan lain harus mengalah. Bila ada yang menghalangi jalan mereka bisa-bisa kena makian.

Apa ini bukan arogan?

Coba yang terjadi sebaliknya, motor gede yang konvoi langsung ramai di media sosial. Orang kaya mendapat keistimewaan. Bermunculan nyinyiran warganet. 

Dikatakan konvoi mobil mewah itu mengganggu ketertiban umum, tetapi tidak diberi sanksi. Enak sekali. Namanya orang kaya. Padahal menurut keterangan mereka yang konvoi terjadi kemacetan, justru saat kedatangan mobil patroli yang menghentikan laju kendaraan mereka. 

Berarti  sebelumnya jalanan masih lancar. Karena mereka memang tidak berhenti. 

Kalaupun kita berkeras hal ini tetap mengganggu ketertiban umum, sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh mereka yang kita anggap orang kaya. Hal ini sudah sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Banyak hal yang sudah menjadi  pemandangan yang sangat mengganggu ketertiban umum. Dari acara pesta pernikahan sampai keagamaan di mana jalan-jalan harus ditutup. Paling tidak sampai memakai setengah ruas jalan. 

Omong kosong kalau dianggap tidak mengganggu. Paling hanya berani mengomel dalam hati. 

Padahal acara acara itu terjadi kemacetan parah. Berapa banyak yang dirugikan? Jelas orang kaya juga terganggu. Apa mereka berani komplain? Nanti mereka juga yang disalahkan. Tidak berempati. 

Atas nama acara rakyat biasa dan agama aturan boleh dilanggar.

Jangankan di kampung, di Jakarta saja kalau di akhir pekan sebelum masa pandemi sering kali terjadi jalanan yang ditutup karena ada yang pesta. 

Saya pernah merasakan begitu kesal karena yang pesta bukan hanya di  satu lokasi. Sana sini jalanan  ditutup sampai saya tersasar entah ke mana. Mana sudah malam lagi. Ini namanya berpesta di atas penderitaan hahaha. Apakah mikir? 

Saya yakin bukan saya sendiri yang dibuat kesal seperti ini, tetapi bisa apa? 

Yang miris itu acara keagamaan. Di mimbar ceramahnya soal kebaikan, pahala, dan surga tanpa sadar menimbulkan keburukan, dosa, dan neraka buat orang lain.

Maksudnya gara-gara ada acara pesta itu saya jadi buat dosa dengan rasa kesal karena perjalanan terganggu. 

Ketika jalanan dengan seenaknya ditutup mungkin orang kaya yang rumahnya di sekitar itu harus mengalah dengan parkir jauh-jauh mobilnya. Mereka mau protes? 

Saya berandai saja, apabila orang kaya melakukan hal yang sama, menggelar pesta pernikahan dengan menutup jalur jalan, besoknya pasti viral warganet ramai-ramai menghakimi. Orang kaya seenaknya dan arogan  menutup jalan. Mentang-mentang. Hukum bisa dibeli. 

Jadi, saya berpikir acap kali kita berteriak tentang kebenaran dan keadilan dalam waktu yang sama justru sedang melakukan ketakbenaran dan ketakadilan.

Kita menganggap orang kaya yang sering arogan, realitasnya orang susah pun tak kalah arogan. 

Pernah bos saya mobilnya sedang parkir di pinggir jalan, ditabrak tukang ojek malah ia yang marah-marah  dan minta ganti rugi. Siapa yang arogan?

Saya juga pernah ketika menghalangi pemotor yang melawan arus, justru saya diteriaki dengan kata-kata yang kasar. Maaf, kalau lihat penampilan dan sepeda motor yang dipakai mereka bukan orang kaya. Ini sekadar perbandingan kalau yang konvoi mobil mewah itu dianggap orang kaya. 

Kali ini saya mencoba sedikit membela orang kaya dengan harapan bisa kebagian rezeki jadi orang kaya, soalnya sudah agak bosan juga belum kaya-kaya. 

Namun, sebenarnya menurut saya arogan atau suka mentang-mentang bukan hanya milik orang kaya, tidak sedikit orang susah juga sering bersikap demikian. Banyak juga orang kaya yang baik dan rendah hati tidak suka pamer. Jangan lupa itu. 

____

@cermindiri, 03 Pebruari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun