Termasuk di blog kita tercinta  ini, Kompasiana, saya pun pernah jadi bahan olok-olokan para pengadu sebagai tukang salin tempel tulisan.Â
Mereka saling mengadu gara-gara ada satu paragraf tulisan yang hanya saya beri keterangan penjelasan dari teman. Karena untuk itu saya memang sempat meminta pendapatnya. Ternyata apa yang dijelaskan teman itu diambil dari suatu sumber.Â
Sebuah kesalahan memang oleh ketaktelitian saya. Maklum masih penulis baru. Anak bawang. Namun, salah ya salah. Minta maaf dan edit.Â
Yang menyakitkan  setelah kejadian itu mereka menganggap semua tulisan saya adalah hasil salin tempel.Â
Saya tidak membela diri, hanya meminta mereka membuktikan. Gaya preman saya sampai keluar. Saya tantang kalau mereka bisa membuktikan semua tulisan saya hasil salin tempel akan saya ganti rugi. Ingat, ganti rugi.Â
Macam-macam memang gaya orang  mengadu. Ada yang sampai mengadu pada Tuhan.Â
Kenapa sudah bekerja keras masih hidup susah?Â
Kenapa sudah jadi orang baik masih sering mendapat masalah?Â
Kenapa orang lain yang jahat malah hidup enak dan  kaya?Â
Seakan-akan hendak protes menyalahkan Tuhan merasa sendiri sudah hidup baik dan benar. Omong kosong saja.Â
Yang luar biasa lagi sampai ada yang mengadukan teman atau saudaranya yang dianggap jahat, agar Tuhan segera memberikan hukuman padanya.Â
Siapa yang lebih jahat?
@cerminperistiwa, 27 Januari 2022Â