Namun, semuanya saya jalani saja dengan hati yang terbuka. Keluh kesah juga tiada guna. Ini sudah jadi pilihan. Apabila tidak menerima lebih baik mencari kerja yang sesuai keinginan. Ini prinsip saya.Â
Menurut saya kerja di mana pun tidak akan ada yang selalu memuaskan selain kita sendiri yang mau menyesuaikan diri.
Sebelum menerima sebuah pekerjaan tentu biasanya kita akan mendapat gambaran apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab. Begitu juga dengan urusan di mana hari libur tetap harus masuk kerja.
Jadi, dalam hal ini adalah masalah tanggung jawab. Walaupun apa yang harus dijalankan bukan hal yang menyenangkan. Di mana saat orang-orang menikmati liburan dengan sukacita kita sendiri masih harus sibuk di pekerjaan. Kasihan deh lu. Kadang ada ledekan semacam ini.Â
Apakah ini berarti kita kehilangan sukacita saat tetap harus bekerja di hari libur atau tahun baru? Tentu saja tidak.Â
Urusan sukacita di mana dan kapan saja dapat kita rasakan. Semua tergantung suasana hati bukan hari liburnya. Saat hari libur saya pun bisa tetap bersukacita melewati hari. Semua tergantung pikiran dan hati saja.Â
Asyiknya setelah orang lain yang libur masuk kerja lagi, giliran saya yang libur. Terasa istimewa jadinya. Saya kan bisa bilang juga, "Kasihan deh lu, sekarang gue libur."
Saya pikir banyak orang yang tidak bisa libur pada momen-momen hari libur adalah konsekuensi dari sebuah pekerjaan dan tanggung jawab.Â
Bayangkan bila semua pekerja pada hari  libur semuanya libur. Bagaimana kondisi rumah sakit? Bagaimana dengan urusan transportasi? Bukankah hidup harus terus berjalan, tidak mengenal hari libur?Â
Hidup di dunia semua perlu keseimbangan. Tak perlu saling membandingkan mana yang lebih baik, mana yang lebih beruntung. Semua punya perannya masing-masing yang tidak perlu mempertanyakan, apalagi memperdebatkan siapa yang lebih baik.Â
@cerminperistiwa, 03 Januari 2022Â