Apa daya dengan tegas ia mengatakan ini  bukan penipuan karena temannya sudah banyak yang mendapat hasilnya.Â
Ya sudahlah. Apa yang saya katakan hanya dianggap omong kosong dan malah saya yang diceramahi.Â
Saya malas berdebat. Untuk apa? Orang yang sudah tertutup akal sehatnya bicara berbusa-busa pun takada gunanya.Â
Tidak sampai sebulan kemudian muncul berita dari kampung teman ini tentang penipuan yang terjadi. Siapa yang omong kosong sekarang?Â
Apa daya lantas balik menceramahi? Tidak. Biarlah pengalaman yang berceramah.Â
Kembali ke ajakan teman untuk beli saham. Tentu saja saya tidak berminat, malah mengingatkan bahwa ini jelas  penipuan.Â
Soal sudah ada yang dapat ini hanya pancingan. Lagi pula uang keuntungan yang didapat itu juga uang dari anggota lain yang masuk belakangan. Artinya uang tersebut semacam hasil dari penipuan.Â
Beruntung teman ini sedikit mengerti dengan apa yang saya katakan. Terbukti, tidak lama kemudian ia mengabarkan temannya yang sudah dapat keuntungan sedikit kalap lalu menambah investasi harus gigit jari. Karena aplikasi investasi tersebut sudah tutup.Â
Kebenaran akan keuntungan yang menggiurkan itu semua hanya omong kosong. Selama keserakahan manusia masih ada, maka selalu akan ada yang tergiur dengan keuntungan besar ini.
Namun, selama akal sehat masih berfungsi tentu tidak akan tergiur. Selama ini prinsip yang saya gunakan adalah lebih percaya dengan uang seratus ribu atau sejuta di tangan daripada 10 atau 100 juta dalam katanya.Â
Terbukti selama ini saya tidak pernah tergoda dengan semua  omong kosong  bisnis atau investasi yang katanya akan mendapatkan  keuntungan besar dalam sekejap. Sebaiknya yang mengajak malah saya ceramahi hahaha.Â