Niat saya memang sekadar mengingatkan karena saya tidak punya kapasitas untuk mengajarkan dalam hal berbahasa yang baik dan benar.Â
Oleh sebab itu saya juga sangat terbuka bila ada yang berkenan mengajari. Paling tidak juga mau mengingatkan.Â
Dari pengalaman ini juga memberikan pembelajaran yang berharga bagi kehidupan secara umum buat saya pribadi.Â
Menyadari Kesalahan dan Mau Berubah
Ada yang ketika diingatkan kesalahannya akan segera merespon  menyadari kesalahan yang ada dengan  memperbaiki dan berterima kasih.Â
Sejatinya memang ketika ada yang bersedia mengingatkan kesalahan kita respon terbaik adalah mau segera berubah ke jalan yang baik dan berterima kasih. Bukan malah sibuk mencari pembelaan dan pembenaran. Hal yang dahulu sering saya lakukan.Â
Sekarang? Kadang-kadang. Artinya sudah lebih baik dan  ada perubahan, bukan?Â
Tahu Ada Kesalahan, Tetapi MenyepelekanÂ
Ada juga ketika diingatkan kesalahan yang ada sekadar tahu ada kesalahan, tetapi sama sekali tidak mau mengubah. Terbukti setelah cek, tulisannya tetap sama alias tak diedit. Bisa jadi ada perasaan menyepelekan.Â
Apakah saya harus marah-marah?Â
Tidak. Seperti yang saya  katakan, kapasitas saya sekadar mengingatkan. Bukan mengajari. Apabila mengajari tentu harus sampai bisa berubah.
Apabila sudah mengingatkan dan tidak dianggap tak perlu jadi masalah. Yang terpenting sudah melaksanakan niat baik. Cukup.Â
Sama dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita juga ada kewajiban untuk saling mengingatkan bila ada kesalahan yang terjadi. Bila kita masih peduli tentunya. Walaupun kerap kali menjadi masa bodoh adalah pilihan  terbaik.Â