Ketika saya menunjukkan kesalahan seseorang, bukan berarti saya sedang mengajari, tetapi untuk mengingatkan. Karena saya sendiri masih penuh dengan kesalahan.
Saat membaca acap kali menemukan kata-kata yang salah. Baik salah eja maupun salah makna.Â
Ibarat sedang menyantap sebuah hidangan dengan berselera, tiba-tiba menemukan sehelai rambut. Langsung terasa ada yang berbeda.Â
Yang paling sering kesalahan penulisan "tak bergeming" dan "merubah" atau "dirubah".Â
Misalnya lagi mau menulis "menguatkan" yang tertulis "menakutkan" atau "membunyikan" jadi "menyembunyikan". Beda-beda tipis. Yang lainnya sudah lupa.Â
Untung belum pernah bertemu penulisan "berkuda dengan sapi" misalnya. Kalau pernah ada paling langsung ingat tertawa.Â
Kadang  mau masa bodoh, tetapi ada perasaan tidak enak apabila tidak mengingatkan. Sebaliknya juga ada muncul  perasaan hal ini akan membuat tidak enak perasaan orang lain. Khawatir jadi salah paham. Takut dianggap usil atau sok pintar.Â
Kemudian saya mencari cara yang aman. Caranya cukup dengan mengutip pada bagian yang ada kesalahan tanpa komentar apa-apa. Bisa langsung pada kolom komentar, secara pribadi melalui jalur pesan WhatsApp, atau di grup WA. Tergantung kondisi dan situasi.Â
Bagaimana bila tidak ada tanggapan sama sekali?
Ya, sudah.Â