"Harus sabar dan tetap berusaha agar berkenan bagi Tuhan. Jangan lupa banyak berdoa."
Kata-kata ini meluncur dari sosok lelaki dengan senyuman lembut. Ia dikenal sebagai pelayan Tuhan  dan penceramah.Â
Hari itu ia mendatangi rumah seorang umat yang sudah lama tak lagi muncul mendengar ceramah.Â
Ini cerita jauh sebelum ada pandemi. Jadi umat masih boleh rutin ke rumah ibadah.Â
Ia mengatakan demikian  karena umat itu sudah kehilangan pekerjaan  dan sedang kesusahan.Â
"Lapar, Pak."
Terdengar suara anak yang begitu lesu. Anak berumur lima tahun berwajah lusuh mendekati.Â
"Bapak juga lapar, Nak. Tunggu Ibu pulang barangkali ada membawa makanan."
Suara lelaki itu tak kalah lesu. Karena sedang ada masalah dengan kondisi tubuhnya. Sakit.Â
Penceramah itu menatap dengan penuh wibawa sambil mengangguk-angguk.Â
"Sabar, Pak. Dalam kelaparan akan semakin menguatkan iman. Tuhan pasti akan menolong. Tetap berharap pada Tuhan dan percaya."