Jadi, tip yang pertama menulis dari sumber yang tidak jelas dengan alasan lupa.Â
Tip kedua, melebih-lebihi dari yang sebenarnya. Perhatikan kalimat ini: ketika membaca kalimat ini spontan saya meyakini kebenaran ini.Â
Berlebihan bukan? Sudah jelas bahwa apa yang bisa dikatakan bukanlah kebenaran. Ini malahan meyakini kebenaran kalimat tersebut. Lucu, kan?Â
Semakin lucu dan berlebihan dengan lanjutan: serasa saya mendapatkan pencerahan yang menggetarkan jiwa.Â
Lebay habis ini. Kenapa bisa mengalami pencerahan dengan kata-kata yang bisa dikatakan yang diklaim sebagai bukan kebenaran?
Lanjut ya?Â
Saya mengaku menjadi penganut paham bahwa yang bisa dikatakan bukanlah kebenaran. Namun, saya juga mengakui sampai saat ini belum paham dengan yang dimaksud kalimat ini.Â
Bagaimana pula ini? Tampak sekali omong kosongnya.Â
Ya, betul. Ini tip yang ketiga, bicaralah tentang apa yang tidak dipahami, tetapi seakan-akan merasa paham.Â
Tip keempat. Mengemukakan persoalan dengan bahasa yang bijak, padahal tidak mengerti apa-apa.Â
Orang yang membaca tulisan saya rata-rata berpikir ini tulisan orang yang arif bijaksana. Bahkan saya sendiri pun sampai berpikir demikian. Karena kata-katanya memang bijak.Â