Acap kali kita bangga dengan perbuatan baik orang lain dan menjadikan sebagai bahan omongan, tetapi kita sendiri bergeming untuk berbuat hal yang sama.Â
Membantu orang lain itu hal yang mudah, yang susah itu mengawali dengan kemauan.
Sore itu anak saya sedang berkumpul dengan beberapa kemenakan  di teras rumah mertua di Lampung. Jarang  ada kesempatan untuk bisa berkumpul seperti ini.Â
Entah apa yang mereka mainkan. Sebagai orang generasi tua tak begitu paham. Saya hanya bisa senang melihat kebersamaan mereka.Â
Tiba-tiba saya melihat anak saya yang kini masih bersekolah di SMK berlari ke arah jalan raya. Apa gerangan yang terjadi?Â
Rupanya ia hendak membantu seseorang yang bawaannya terjatuh dari motor.Â
Melihat kejadian ini seorang tamu berkomentar, "Anak ini baik. Anak siapa ya?"Â
Saya menahan diri untuk berkomentar. Diam-diam saja merasa bangga dan berbisik dalam hati, "Anak siapa lagi? Anak saya dong."
Ia menambahkan komentarnya, "Coba direkam. Bisa viral dan jadi inspirasi ini."
Saya masih tetap terpaku dan menahan diri untuk menanggapi. Saya masih terpesona melihat dan menikmati rasa bangga dengan apa yang dilakukan  anak sendiri.Â
Saya sampai lupa diri dan hanya bisa melihat kejadiannya tanpa tergerak untuk membantu. Kurang ajar ini.Â