Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila Aku Tidak Omong Kosong

3 April 2021   09:23 Diperbarui: 3 April 2021   09:33 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen  _

Bila saja aku tidak omong kosong dan selalu mengingat akan Kasih Tuhan dan teladan Para Nabi  maka kebencian atas perbedaan itu takkan ada di dalam diri ini. 

Bila saja aku tidak omong kosong, di dalam diri ini pasti selalu ada empati. Saling peduli. Warna kehidupan indah bagai pelangi. 

Bila aku tidak omong kosong dan memahami sejatinya agama adalah jalan menuju damai agar tiada kekacauan di dunia. 

Bila memahami dengan benar agama jadi tuntunan maka selalu ada kesantunan. 

Agama adalah pelita penerang di kala manusia hidup dalam kegelapan. 

Bila memahami agama dengan benar sebagai tuntunan maka selalu ada pencerahan. 

Agama bagai  air suci pelepas dahaga saat berada di pada gurun nan gersang. 

Bila memahami agama dengan benar sebagai tuntunan maka akan berlaku tenang menjauh dari sifat garang. 

Agama adalah penyejuk di kala hati membara amarah karena benci. 

Bila memahami dengan benar agama sebagai tuntunan maka akan menyelesaikan masalah dengan solusi kelembutan hati. 

Agama bagai  pohon berteduh dalam perbedaan untuk kebersamaan. 

Bila memahami dengan benar beragama sebagai tuntunan maka akan saling menjaga atas nama kemanusiaan. 

Bila aku bertindak atas nama agama untuk membenci dan menyakiti ini adalah bukti. Karena aku  tidak menjangkau sejatinya ajaran agama atau melampaui memahaminya. 

@refleksihati 02 April 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun