Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Artikel Utama, Politik, dan Luna Maya

5 Februari 2021   08:16 Diperbarui: 5 Februari 2021   08:33 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen  _ Apakah label  Artikel Utama itu sesuatu yang menggoda? Jujur saja sampai saat ini yang lebih menggoda itu masih Luna Maya dan ... ya, Yuni Shara.

Jumat, 05 Februari 2021

Diari sayang, temani abang lagi ya. Kamu cukup duduk manis 

Urusan dan membahas  label Artikel Utama di Kompasiana sudah ada sejak zaman purbakala sampai hari ini. 

Zaman purbakala, emang kompasiana sudah ada, Bang? 

Sudah, kamu diam ya, Ri. Jangan ganggu konsentrasi dan macam-macam. 

Membaca artikel Pak Khrisna Pabichara dan Pak Felix Tani ternyata cukup menggoda juga untuk ikut menulis soal ini. 

Pak Khrisna mengungkap rahasia dapur menembus Artikel Utama, tetapi sayang ada satu rahasia penting malah tidak diungkap. Yakni rahasia  soal menulis sesuai selera Admin. Namanya rahasia. Jadi, sebenarnya yang diungkap beliau itu bukan rahasia lagi. 

Sementara Pak Felix lebih menghibur dengan menyebut bahwa si Mas Katedra yang ratusan tahun menulis tanpa pernah dapat label Artikel Utama toh masih bisa mendapat gelar Best in Fiction. 

Yang benar ratusan tahun, Bang? 

Sudah, diam. Ini biar bombastis dan dramatis, Ri. 

Jadi, penting mana Artikel Utama atau Best in Fiction? 

Dua-duanya, Bang! Tiap hari dapat Artikel Utama dan tiap tahun dapat The Best. 

Nah, ini sifat manusia, serakah. Kamu bukan manusia kok serakah juga, Ri? 

Ketularan Abang, kan? 

Sudahlah. 

Dalam hidup, tepatnya dalam hal menulis setiap orang pasti punya tujuan. Apapun itu hak setiap orang. Tak masalah. 

Ada yang menantang diri agar bisa menulis dengan baik hingga jadi langganan Artikel Utama dan menjadi kebanggaan diri untuk memamerkan ke calon mertua ya sah-sah saja, kan? Toh tidak melanggar undang-undang. 

Namun untuk saya kalau harus memilih dapat Artikel Utama atau Luna Maya, tanpa berpikir pun saya pilih Luna. 

Abang! 

Sudah, jangan cemburu. 

Bukan, Bang. Kok Yuni Shara dilupakan?

Kamu ini, Ri. 

Saya bukan orang lain, saya adalah saya dan punya kemampuan dan tujuan sendiri. Dalam hari-hari saya kalau ingat berdoa saya lebih berharap  Tuhan memberikan kekuatan dan cinta agar dapat mengalir dalam setiap kata yang saya tulis. 

Buat saya dapat menulis dalam  setiap kata memiliki energi cinta itu jauh lebih berharga daripada sekadar Artikel Utama yang menghadirkan rasa bangga. 

Jadi, Abang ingin mengatakan bahwa setiap tulisannya sudah penuh dengan energi  cinta? 

Siapa bilang? Kalau sudah ada buat apa lagi berharap? 

Itulah harapan terbesar saya sebagai penulis yaitu, menulis dengan penuh cinta sehingga setiap kata mengandung energi cinta yang akan menyentuh relung hati setiap anak manusia yang membaca dan menjadi artikel utama dalam hidupnya. 

Ini juga maksudnya biar bombastis dan dramatis ya, Bang? 

Aduh kamu ini, Ri!

Bagaimana dengan Artikel Politik yang menggoda juga, Bang? 

Nah, itu Bu Anis Hidayatie dengan Komunitas Kompasianer Penulis Berbalas sudah menggoda dengan bikin diari, seminar, lomba menulis tentang politik. 

Tulisan politik di Kompasiana saat ini memang menggoda banyak penulis untuk mencicipi karena selalu menggoda banyak orang untuk mengklik sehingga keterbacaan sangat tinggi. 

Selain menjadi bangga juga akan berujung mendapat bonus berupa K-reward dengan nominal yang tinggi. Siapa yang tidak tergoda? 

Tidak semua juga sih. Ada yang tetap tahu kapasitas diri dengan menulis sesuai kemampuan dan keahlian ya. Ini hal yang penting dan mengingatkan diri sendiri. Menulis sesuai kemampuan dan apa yang dipahami. Bukan asal menulis atau sekadar mencari sensasi. 

Ini akan cepat ditelan   masa dan dilupakan, sementara esensi terpenting menulis adalah untuk keabadian. Ingat, kan, Ri? 

Itu yang harus selalu  Abang ingat sebagai penulis, jangan cuma mengingatkan. 

@diariku2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun