Saya tahu sejak menikah pasti banyak kesusahan yang tak berkesudahan sampai badannya kurus kering. Karena suaminya mengalami sakit berkepanjangan.Â
Bukankah selama ini ia susah dengan setia merawat suami dan kedua anaknya?
Bukankah ia juga berhak untuk berbahagia? Apakah saya tahu rasa penderitaan yang ia alami selama ini?Â
Apakah saya tahu tujuannya dengan  pasti ia pergi  membawa kedua buah hatinya?Â
Apa yang terjadi di depan mata saja saya masih sering salah menilai, apalagi yang saya tidak tahu pasti. Apalagi hanya dengan menduga dan terbawa perasaan. Namun sudah merasa paling benar.Â
Kerap kali memang pikiran ini ingin lebih banyak tahu apa yang tidak seharusnya tahu dan genit untuk menilai hal yang tidak pasti saya ketahui.Â
Apakah kegenitan ini membuat saya lebih bertumbuh? Tidak. Yang pasti justru semakin mengotori batin  dan semakin kering kerohanian ini.Â
Bisa saja saya menilai orang lain seperti ini dan itu dalam arti negatif, tetapi tanpa menyadari justru itu adalah gambaran keburukan diri sendiri.Â
Andai pikiran mampu terkendali tentu tidak  mudah hadir  dengan penilaian-penilaian buruk kepada orang lain.Â
Apabila otak  ini jernih, pada saat hendak menilai atau menghakimi perbuatan orang lain pasti akan berpikir, "Layakkah saya menikai orang lain seperti ini?"Â
@cerminperistiwa 21 Januari 2021Â