Persis lagi, begitu acara selesai peserta yang hadir spontan berebutan untuk berfoto dengan Pak Jokowi. Kebetulan saya duduk paling belakang hanya bisa senyum dan tidak berusaha untuk bisa berfoto dengan beliau. Mau berebutan merasa tidak tega. Pak Jokowi seperti terkepung oleh mereka yang ingin berfoto.Â
Kilas balik ke masa lalu acara jalan-jalan perpisahan sekolah ke Yogyakarta dan sekitarnya tahun 90-an.
Waktu itu ada kunjungan ke Candi Borobudur. Saat jalan mengitari area candi bersama dua orang kawan, kami bertemu dua orang bule wanita. Langsung timbul nafsu untuk berfoto dengan mereka.
Sebenarnya saya ini termasuk tipe pemalu. Namun berusaha sekuat malu demi bisa berfoto dengan bule. Jujur, seumur hidup baru ini kesempatan pertama kali bertemu langsung dengan bule. Cewek pula. Makin nafsu. Apalagi waktu berfoto ada kesempatan pegang-pegang lagi hahaha.Â
Itulah sekali-kalinya berfoto dengan bule. Mengingat-ngingat geli juga. Apa Hebatnya ya? Namun ada rasa bangga waktu itu karena tidak semua orang punya kesempatan.Â
Nah, sekarang dapat kesimpulan. Kenapa saya merasa lebih bangga bisa berfoto dengan bule daripada dengan presiden?Â
Kita itu secara umum akan merasa bangga bila dapat melakukan hal yang pertama atau sesuatu yang  jarang kita temukan.Â
Oleh sebab itu, biasanya bila di kampung ada kedatangan orang asing atau bule akan  heboh mengundang perhatian. Karena jarang melihat mereka. Jadi, ada sensasi tersendiri.Â
Sama dengan hal lain bila kita bisa memiliki pertama kali akan ada rasa bangga. Setelah itu biasa saja.Â
Saya pernah memakai sepatu yang ada lampu. Setiap kali menginjak lantai  lampu akan menyala. Waktu itu saya pakai jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di Jakarta dengan bangga. Orang-orang aneh melihat. Karena saya merasa yang pertama kali memakai sepatu itu. Produksi langsung dari pabrik. Setelah banyak yang pakai, apalagi anak-anak malah jadi malu.Â
Tentu saya juga pasti bangga bisa berfoto dengan Pak Jokowi sebagai presiden. Namun itu sudah terjadi sebelum dua acara yang saya urai di atas. Tempatnya di istana pula dan tanpa harus berdesakan. Dalam suasana santai dan setelah makan kenyang, baru berfoto. Enak toh? Sudah saya cetak sebesar poster fotonya.Â