Ini yang selalu terpikir dalam otak saya. Namun akhirnya setelah saya renungkan berulang kali kembali saya tersenyum. Bahkan lebih lebar senyuman saya.Â
Kenapa?Â
Karena status yang dipasang di whatsApp itu ternyata persis sekali dengan sifat saya sendiri. Itu saya banget. Tidak mungkin saya mengelak lagi.Â
Bukankah demikian dalam banyak hal? Kita sering menertawakan tingkah laku orang lain. Meremehkan mereka dengan sifat yang tidak baik, tetapi sifat mereka itu justru tak berbeda dengan sifat diri kita sendiri. Mungkin malah lebih buruk lagi.Â
Coba pikir-pikir. Kalau untuk saya sendiri sekarang tak perlu memikirkan lagi, malah menertawakan dengan kencang sekali. Karena otak saya selama ini terlalu sibuk digunakan untuk melihat kesalahan  orang lain sehingga tidak punya waktu melihat kesalahan sendiri. Egois.
Bisa jadi terlalu sering mengingat untuk menertawakan orang lain sampai lupa menertawakan diri sendiri. Terlalu banyak waktu  menghakimi orang lain sehingga tidak punya waktu menghakimi tingkah laku sendiri.Â
@cermindiri 10|01|21Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H