Dalam hidup setiap waktu begitu banyak momen yang bisa membuat kita tertawa. Minimal mentertawakan diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Bukankah kita kerap berbuat salah?Â
Kita pun bisa ikut tertawa atas kebahagiaan orang lain. Begitu mudahnya untuk bisa tertawa. Namun kita malah memilih cemberut melihat  keberhasilan orang lain. Makin cepat tua jadinya. Bukankah ini layak kita mentertawakan kebodohan ini?Â
Tertawa mulai dari diri sendiri dengan menertawakan diri sering melakukan kesalahan dan kebodohan. Â Berbagi tawa di dalam rumah, di tempat kerja, pada tetangga, lalu masyarakat pun ikut tertawa. Tertawa itu menular. Â Lebih baik menularkan tawa daripada korona.Â
Hidup ini terlalu singkat untuk kita bermuram durja sepanjang waktu. Waktu ini terlalu berharga hanya untuk kita lalui dengan ketegangan sepanjang hari. Mari kita tertawa. Indonesia butuh ketawa kita demi hari depan yang cerah.Â
Sebagai penutup mari kita tes. Apakah kisah berikut ini bisa membuat kita ketawa.Â
Suatu hari Nasrudin Hoja mendapat hadiah keledai dari Timur Lenk. Tentu Nasrudin dengan senang hati  menerimanya.Â
Namun ada syarat dan ketentuannya. Timur Lenk meminta Nasrudin mengajari si keledai membaca. Kalau berhasil maka ia akan menerima hadiah, sebaliknya bila gagal akan mendapat hukuman.Â
Nasrudin meminta waktu tiga bulan untuk mengajari si keledai membaca. Walaupun  ini adalah hal yang sulit.Â
Tiga bulan kemudian  Nasrudin menghadap Timur Lenk yang sudah menyiapkan buku untuk mengetes si keledai membaca.Â
Si keledai dengan tenang membalik lembar demi lembar buku sampai selesai. Mantap.Â
"Tuan, keledaiku sudah selesai membaca," kata Nasrudin dengan bangga.Â