Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Tertawa, Semua Orang Bisa Tertawa

26 Desember 2020   06:33 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:42 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hidup setiap waktu begitu banyak momen yang bisa membuat kita tertawa. Minimal mentertawakan diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Bukankah kita kerap berbuat salah? 

Kita pun bisa ikut tertawa atas kebahagiaan orang lain. Begitu mudahnya untuk bisa tertawa. Namun kita malah memilih cemberut melihat  keberhasilan orang lain. Makin cepat tua jadinya. Bukankah ini layak kita mentertawakan kebodohan ini? 

Tertawa mulai dari diri sendiri dengan menertawakan diri sering melakukan kesalahan dan kebodohan.  Berbagi tawa di dalam rumah, di tempat kerja, pada tetangga, lalu masyarakat pun ikut tertawa. Tertawa itu menular.  Lebih baik menularkan tawa daripada korona. 

Hidup ini terlalu singkat untuk kita bermuram durja sepanjang waktu. Waktu ini terlalu berharga hanya untuk kita lalui dengan ketegangan sepanjang hari. Mari kita tertawa. Indonesia butuh ketawa kita demi hari depan yang cerah. 

Sebagai penutup mari kita tes. Apakah kisah berikut ini bisa membuat kita ketawa. 

Suatu hari Nasrudin Hoja mendapat hadiah keledai dari Timur Lenk. Tentu Nasrudin dengan senang hati  menerimanya. 

Namun ada syarat dan ketentuannya. Timur Lenk meminta Nasrudin mengajari si keledai membaca. Kalau berhasil maka ia akan menerima hadiah, sebaliknya bila gagal akan mendapat hukuman. 

Nasrudin meminta waktu tiga bulan untuk mengajari si keledai membaca. Walaupun  ini adalah hal yang sulit. 

Tiga bulan kemudian  Nasrudin menghadap Timur Lenk yang sudah menyiapkan buku untuk mengetes si keledai membaca. 

Si keledai dengan tenang membalik lembar demi lembar buku sampai selesai. Mantap. 

"Tuan, keledaiku sudah selesai membaca," kata Nasrudin dengan bangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun