Hari berlalu dalam kebingungan. Dengan sisa akal sehat yang masih ada, saya mencoba memompa semangat diri sendiri.Â
Hal yang saya lakukan dengan mengatakan bahwa saya boleh kehilangan segalanya dan tak punya apa-apa, tetapi jangan sampai kehilangan HARAPAN.Â
Hari berganti bulan menjalani hidup dalam kepura-puraan yang hampa. Bisa tersenyum di bibir, tetapi berbeban berat di pikiran. Hari terasa panjang dilalui. Sekadar bertahan dalam harapan.Â
Sampai akhirnya ada bisikan lembut. Menulislah. Ya, menulis. Selama ini  sebenarnya suka menulis. Memang hanya catatan pendek atau buku harian dan sudah lama berhenti.Â
Bisikan walau terasa lembut di telinga, tetapi menggelegar di jiwa. Hadir senyuman dan gairah.Â
Saya harus mulai menulis lagi, itulah tekad yang ada waktu itu. Menulis pun baru di buku catatan atau di kertas HVS. Belum mengenal Internet. Masih gaptek.Â
Setiap hari saya menulis. Tentu tulisan untuk memotivasi diri. Ternyata tidak mudah. Selembar buku itu kadang yang jadi tulisan hanya beberapa baris. Karena lebih banyak coretannya.Â
Barulah kemudian saya belajar membuat  blog yang saya beri nama "Catatan@Seorang Pemenang". Mengapa?Â
Karena perlahan saya merasa sudah menjadi seorang pemenang atas masalah keputusasaan selama ini. Saya bisa bangkit kembali dengan menulis. Timbul gairah yang luar biasa.Â
Oleh sebab itu, tiga tahun lebih saya terus menulis tanpa jeda satu hari pun. Dalam kondisi normal, membayangkan saja tidak sanggup rasanya. Namun nyatanya bisa.Â
Setelah menjadi pemenang melalui tulisan atas masalah kehidupan yang saya hadapi, kemudian saya mengganti moto menjadi @refleksihatimenerangidiri.Â