Katedrarajawen _Kekuatan menulis itu luar biasa. Hari ini saya masih  menulis karena berawal dari rasa putus asa.
Setiap manusia pasti menginginkan hidupnya berjalan baik-baik saja. Penuh keceriaan dan segala kebutuhan terpenuhi.
Namun apa yang kita harapkan belum tentu akan menjadi kenyataan. Bahkan tak jarang bertolak belakang dengan harapan  yang ada. Kecewa. Pasti.Â
Begitu pula perjalanan hidup anak manusia seperti yang saya alami. Kala itu. Waktu yang sudah  lama berlalu. Saat masih kerja di Majalengka, Jawa Barat.Â
Saya terombang-ambing dalam kehilangan gairah untuk menjalani hidup. Otak kosong. Hati melompong, hanya bisa bengong.Â
Karena berbagai masalah jadi satu. Keluarga dan pekerjaan. Kondisi ekonomi yang tidak ada perubahan. Saat itu saya merasa tidak siap menghadapi keadaan.Â
Hidup seakan tiada arti. Bermunculan perasaan ingin bunuh diri. Benar-benar tiada tujuan lagi. Kehilangan arah.Â
Mencoba membaca buku motivasi, Sekadar memegang, tetapi membacanya tak jadi. Tiba-tiba kehilangan motivasi. Berusaha meraih kitab suci, hal yang sama terjadi kembali.Â
Hampa sekali. Biasanya kalau lihat Luna Maya, mata langsung segar bergelora. Yang terjadi tetap sayu takada selera. Luna Maya jadi lu payah.Â
Apa yang terjadi tidak pernah saya bercerita. Apalagi soal Luna itu. Semua saya simpan sendiri. Kebetulan saat itu saya kerja di luar kota. Tentu jauh dari keluarga.Â