Secara alami pasti ada perasaan takut ketika menerima kritikan. Paling tidak ada rasa was-was. Apalagi kritikan itu berubah menjadi nyinyiran atau olok-olok.Â
Selama menulis di Kompasiana sejujurnya lebih banyak menerima nyinyiran dan olok-olok daripada kritikan. Tukang curhat dan penulis ecek-ecek menjadi stempel.Â
Namun di antaranya memang ada yang benar-benar memberikan kritikan  dengan langsung menunjukkan letak kesalahan.Â
Bukankah ini rasa takut yqng justru menyenangkan. Dengan adanya kritikan bisa membuat kita lebih berusaha menulis yang lebih  baik lagi.Â
Akhirnya, kritikan  pun menjadi sebuah kerinduan. Berubah menjadi hal yang menyenangkan.Â
Karena kritikan ibarat jamu walau pahit, tetapi menyehatkan. Sejatinya kritikan akan membuat kita berusaha lebih baik lagi.Â
Akhir KataÂ
Pujian dan kritikan memang sama-sama menakutkan, tetapi juga keduanya bisa menyenangkan bila mau menerima dengan hati dan pikiran yang terbuka. Sesungguhnya pujian dan kritikan juga sama-sama menyehatkan.Â
@cerminperistiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H