Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lionel Messi, Waktunya Pergi Tak Ada Lagi yang Dicari

27 Agustus 2020   19:52 Diperbarui: 28 Agustus 2020   00:18 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : cekaja.com


Katedrarajawen _Lionel Andres  Messi, walau hanya dengan tubuh mungil setinggi 169 cm. Namun prestasinya begitu menjulang tinggi. 

Selama menjadi pemain Barcelona puluhan tahun, puluhan pula  gelar dan rekor sudah diraih. Beratus gol sudah lahir dari kaki dan kepala ajaibnya. 

Menjadi pemain dunia terbaik dengan 6 Piala Ballon d'Or sudah diraih. Messi adalah satu-satunya pemain dengan prestasi setinggi itu sampai saat ini. 

Tentu tidak ada yang sempurna di dunia ini. Messi pun demikian, karena sampai kini ia belum mampu membawa Argentina jadi juara dunia. Sebuah prestasi yang hanya akan membawa rasa penasaran. 

Namun hal ini tidak mengurangi kebesarannya sebagai pemain sepak bola terbaik abad ini. Apa yang dipertunjukkan di lapangan hijau sudah membuat decak kagum. 

Messi memang pemain luar biasa, bahkan dijuluki sebagai pemain dari planet lain seakan menggambarkan tiada pemain lain yang sebanding di muka bumi. 

Para penikmat sepak bola pasti sudah paham, bahwa selama berkarier sebagai pemain sepak bola, Messi hanya bermain untuk Barcelona. 

Kesetiaan pemain yang mendapat julukan La Pulga atau Si Kutu ini tak diragukan. Messi memang besar di sekolah sepak bola La Masia milik Barcelona. 

Kesetiaan yang melahirkan kecintaan Barcelonistas kepada dirinya. Messi seakan sulit pindah ke  lain hati.

Sampai saat ini prestasinya pun masih tergolong stabil dalam hal mencetak gol, walau sudah dimakan umur. 

Tak dipungkiri sebenarnya tak sedikit penggemar sepak bola sejati menghendaki, agar Messi berani menantang dirinya untuk pergi bermain di klub dan liga lain. 

Sebagai pecinta Messi, saya adalah salah satunya yang tidak menghendaki Messi meninggalkan Barcelona sampai waktunya pensiun. 

Tak perlu mendengarkan ocehan mereka yang mencibir, karena menganggap Messi hanya jago kandang. Messi tidak perlu membuktikan apa-apa, prestasi yang sudah bicara. Tersaji data-data. 

Sampai ketika terjadi kekalahan memalukan dari Bayern Munchen dengan kemasukan 8 gol dan hanya mampu membalas dua biji gol. Keriuhan terjadi, nasib pelatih Quique Setien tak terampuni. Padahal belum semusim ia melatih. 

Ketidaknyamanan mulai muncul, ditambah adanya pergantian pelatih dengan hadirnya Ronald Koeman yang hendak mengadakan perubahan besar di skuad Barcelona. 

Melihat kondisi yang ada dapat dikatakan inilah saatnya Messi pergi dari Barcelona. Sesuatu hal yang sebelumnya tampak tak mungkin. 

Sebelum terlambat, apalagi usia Messi sudah masuk tahun ke- 33. Masih ada waktu  untuk menunjukkan kepiawaiannya mengolah si kulit bundar di tempat lain yang lebih memberi kenyamanan. 

Seperti sudah dikatakan, Messi tidak perlu membuktikan apa-apa lagi. Masa keemasan sudah dilalui dengan gemilangnya ukiran prestasi. Uang pun tak menjadi prioritas utama lagi. 

Messi hanya membutuhkan suasana baru dan nyaman, hingga mampu menutup perjalanan kariernya yang sudah luar biasa dengan tenang. 

Sesungguhnya ketika merasa tak perlu ada yang dicari lagi, maka beban akan terasa ringan. Sebagai pemain sepak bola, maka pada saat itu talenta terbaiknya akan muncul kembali. 

Bicara waktu, kesempatan itu sesungguhnya tak banyak lagi, tetapi masih ada waktu yang tersisa. Memanfaat waktu yang ada  dengan cara terbaik pasti tetap akan berharga. 

Jadi, Messi. Tunggu apalagi? Barcelona memang ibarat tanah kelahiran, tetapi sesekali pergilah melihat dunia luar dan pada waktunya bisa kembali lagi. Sejarah akan mencatat dengan indah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun