Katedrarajawen _Orang bijak berkata: Ingin memelihara kupu-kupu, jangan menangkap kupu kupunya, pasti ia akan terbang. Tanamlah bunga, maka kupu-kupu akan datang. Membentangkan sayapnya nan indah.
Jangan mengejar kebahagiaan ke mana-mana, tetapi tanamlah kebaikan dan kejujuran. Kebahagian demi kebahagian akan datang menghiasi kehidupan yang indah.Â
Selama ini dunia mengajarkan kita mencari kebahagiaan, bila perlu sampai ke ujung dunia. Membayar berapapun harganya.Â
Bahkan demi mendatangkan kebahagiaan dengan nyawa sebagai taruhan. Selalu ada pembenarannya.Â
Kita mengira mengunjungi tempat-tempat indah akan mendatangkan bahagia. Itu sebabnya kita rela menjalani.Â
Bahagia memang, tetapi sekadar luapan emosi. Seperti semilir angin, terasa sekejap, lalu tak ada lagi.Â
Ada juga demi menemukan kebahagiaan dengan berburu makanan. Ada di mana makanan enak dicari. Menikmati dengan tertawa. Itulah bahagia katanya.
Kenikmatan hanya sebatas di lidah dan mulut. Setelah melewati  tenggorokan dan kerongkongan sampai ke usus. Tak ada nikmat lagi.Â
Ada yang demi mendapatkan kebahagiaan, pergi mencari hiburan, hingga harus telat tidur. Saat di pagi hari bangun dengan loyo dan suntuk.Â
Bahkan menang lotere dan melakukan kemaksiatan mengatakan mendapatkan kebahagiaan.Â
Inilah dunia yang menjebak dan kita terlena di dalamnya. Lupa sejatinya bahagia.Â
Kita lupa dan mencari sesuatu di luar yang sesungguhnya ada di dalam diri. Kebaikan dan kejujuran.Â
Seperti kisah Nasruddin Hoja yang hendak menyindir dunia. Ia mencari kunci yang hilang, di luar rumahnya.Â
Para tetangga membantu mencari. Lama tidak menemukan. Seseorang di antara bertanya,"Di mana kuncinya hilang?"Â
"Di dalam rumah," jawab Nasruddin dengan polosnya.Â
Jawaban yang membuat kesal para tetangga yang sudah membuang waktu mencari sesuatu yang bukan pada tempatnya.Â
Kunci hilang di dalam rumah, lalu mencarinya di luar rumah. Alasannya, karena di luar rumah lebih terang. Bukan bodoh. Itu pintar namanya.Â
Pintar menyindir dunia maksudnya. Nasruddin memahami, manusia di dunia kebanyakan sudah lupa dengan dirinya.Â
Kita lebih ingat mencari kunci  yang berharga di luar diri. Kunci kebahagiaan ada di dalam setiap diri kita. Namun bersusah payah dengan segala biaya mencari ke mana-mana.Â
Menanam pohon bunga kebaikan  itulah solusi terbaik yang akan mengundang kebahagiaan demi kebahagiaan.Â
Hal yang sangat sederhana, tetapi tidak sesederhana untuk melakukannya.Â
Ketika dalam hidup, di mana-mana menanam kebaikan dan kejujuran, maka di mana pun kebahagiaan itu akan datang. Saat berada di rumah tetap akan masih merasakannya.Â
Pada akhirnya. "Duduk di dalam rumah, mendengarkan suara hati itu sudah membahagiakan. Apakah ada yang lebih membahagiakan?" demikian orang bijak berujar.Â
@refleksihatiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI