Katedrarajawen _Membaca itu keren. Orang yang suka membaca memang keren banget. Dahulu kalau ke mana-mana di tas selalu tersimpan satu atau dua buku. Bisa juga pegang di tangan. Rasanya sudah bergaya.Â
Saat di bus atau di halte. Ketika sedang membaca. Orang-orang pasti melirik. Orang yang membaca, apalagi pakai kacamata memang kelihatan lebih keren. Walau yang dibaca  'kitab suci' mimpi untuk pasang togel.Â
Membaca bisa membuka mata, pikiran dan hati. Bukan hanya sekadar jendela dunia. Membuka wawasan.Â
Tetapi juga kunci membuka pintu kesadaran. Mengetahui apa yang tidak diketahui. Merasakan apa yang tidak dirasakan. Memahami apa yang tidak dipahami. Melakukan apa yang sebelumnya tidak bisa.Â
Membaca juga melahirkan ide-ide baru. Tergerak untuk melakukan sesuatu yang baik. Mengenal orang-orang hebat yang tak bisa dikenal secara langsung.Â
Membaca itu memang keren luar biasa. Melihat orang yang suka membaca penilaian saja sudah berbeda.
Namun akan menjadi jauh lebih keren. Bila membaca bukan sekadar membaca. Sebenarnya masih ada nilai  berharga dari kata-kata yang terbaca di depan mata.Â
Membaca yang Tak TerbacaÂ
Apa yang kita baca hari ini, memiliki arti tersendiri. Tetapi suatu hari kita baca kembali, bisa jadi memiliki arti lain lagi.
Apa yang kita pahami hari ini, bisa juga berbeda makna lagi di lain hari.Â
Ibarat menggali tanah. Apa yang ada di permukaan, akan berbeda  ketika semakin menggali ke dalam.Â
Sama halnya dengan bacaan. Semakin dibaca, tulisan yang sederhana dalam sudut pandang di awal, Â memiliki kedalaman makna pada akhirnya.Â
Membaca bukan sekadar membaca yang terbaca. Yang tak kalah utama adalah membaca yang tak terbaca oleh mata dan pikiran.Â
Hal ini tentu berpengaruh juga dari pengalaman dan dengan berkembangnya kearifan kita.Â
Jadi sebenarnya yang sangat keren itu, membaca bisa menjadi dan bertambah bijak. Kalau belum. Tetaplah membaca. Kemudian menemukan kebijaksanaan ini.
Bahwa apa yang terbaca itu bukanlah kebenaran. Jangan melekat dan  mendekatkan. Apa yang terbaca adalah menunjukkan pada kebenaran.Â
Ketika membaca "berbuat baiklah" itu adalah petunjuk. Ketika kita melakukan kebaikan secara nyata. Itulah kebenaran.Â
Walau ada yang sinis mengatakan, percuma membaca tentang kebaikan kalau tidak bisa melakukan.Â
Namun saya berani lantang mengatakan pula. Tetaplah membaca. Baca dan baca. Suatu hari nanti bisa juga melakukan.Â
Paling tidak, nilai kebaikan itu sudah tersimpan di memori alam bawah sadar dan itu tak akan hilang.Â
@catatanringanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H