Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kadrun, Katrok

21 Juni 2020   10:28 Diperbarui: 21 Juni 2020   13:19 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva /katedrarajawen


kkatedrarajawen _Gara-gara si kadrun ini. Saya harus tertawa. Tidak sampai terbahak-bahak. Tertawa saja. Habis itu senyum-senyum. Kadrun... kadrun. Karena kamu saya jadi katrok. 

Masih untung sebenarnya. Hanya membuat tertawa sendiri. Padahal karena kadrun ini ada yang sampai kena masalah. Kena marah. Bikin panas suasana. 

Kalau dipikir, benaran katrok saya ini. Padahal setiap hari mainannya telepon pintar. Ngaku pintar. Pintar berkata-kata. Pintar hitung uang juga. Tetapi karena si kadrun jadi katrok. 

Coba ketemu Mr. Katrok, Tukul Arwana, pasti jadi bahan ledekan. Bahan candaan yang bikin terkencing-kencing. 

Bagaimana tidak? Hari gini saya baru tahu dan sadar apa itu kadrun. Selama ini cuma tahu, kata ini semacam ledekan atau sindiran. Hanya itu. Tidak tertarik mencari tahu. Tidak nafsu. Tahu-tahu ketemu. Itu yang saya bilang bikin malu. 

Ternyata oh ternyata. Kadrun, kependekan dari kadal gurun. Sampai di sini. Soal maksud dan tujuan pemakaian sebagai sindiran. Silahkan cari sendiri. 

Dari soal kadrun ini saya memetik buah yang berharga. Inilah salahnya kalau  tidak suka mencari tahu yang sebenarnya kita masih bingung. Belum tahu. Menganggap remeh suatu hal. Buat apa? 

Tentu ini pemikiran yang kurang tepat. Padahal untuk mendapat ilmu baru, sekarang begitu mudah didapat. Dengan tetelpon pintar di tangan, pengetahuan bisa dalam genggaman. 

Walau terlambat, ini juga manfaatnya bila suka membaca. Kalau seksama pasti ada saja hal baru yang kita ketahui. Apalagi perkembangan dunia saat ini begitu cepat. Begitu banyak hal baru terjadi. 

Selanjutnya, ada hal yang utama dari semua ini. Bukan hanya sekadar tahu. Membuat tambah pintar. Banyak mengetahui. 

Dalam mengikuti perkembangan zaman ini, perlu tetap bijaksana. Untuk bijka ini tidak selalu dari pengalaman hidup sendiri. Bisa juga dari pengalaman hidup orang lain. Yang kita olah dengan rasa dan akal sehat. 

Tidak sekadar tahu. Lalu dijadikan pegangan kebenaran tanpa menyaringnya lagi dengan filter akal sehat dan nurani. 

@cerminperistiwa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun