Katedrarajawen _Ada yang menarik dan menggelitik, ketika melihat status seorang teman. Berupa sebuah gambar, tertulis kata-kata : Sanitize your heart, hate  is a virus too.Â
Sebenarnya saya tak begitu mengerti bahasa Inggris. Tetapi untuk kalimat seperti itu paling tidak pahamlah maksudnya. Pakai ilmu kebatinan.Â
Sejak masa pandemi Covid-19, marak pemakaian hand sanitizer. Di tas atau di meja selalu tersedia. Tujuannya tentu untuk membersihkan tangan dari virus atau bakteri.Â
Jelas, kita pasti takut terkena virus yang mematikan ini. Sebabnya akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai itu virus berada di tubuh kita.Â
Apakah kita juga melakukan hal yang sama terhadap virus-virus yang menempel di hati? Terutama virus kebencian. Bahkan dipelihara.Â
Mungkin kita merasa tidak penting untuk membersihkan virus yang ada. Karena tidak membuat mati.Â
Ya, memang tidak mematikan secara fisik. Namun justru sangat mematikan secara spiritual. Maklum. Namanya juga manusia. Lupa.Â
Seperti halnya Virus Corona, kebencian dapat menular dan menyebar ke mana-mana.Â
Bisa jadi lebih dahsyat penyebarannya. Bukan hanya di dunia nyata. Di dunia maya pula. Bahkan sampai ke dunia lain.Â
Sampai saat ini untuk Virus Corona belum ditemukan penyebarannya melalui dunia maya atau ada hantu yang terkena. Belum ada beritanya.Â
Sebenarnya tentu kita juga tahu, bahwa hati perlu juga dibersihkan. Tentu bukan dengan hand sanitizer. Pakai heart sanitizer. Apaan tuh? Pasti kita paham.Â
Masalahnya mungkin kita berpikir seminggu sekali datang ke rumah ibadah. Pagi dan malam berdoa. Rutin ibadah 5 waktu.Â
Kalau sempat sesekali dengar ceramah. Kapan-kapan baca kitab suci. Melakukan pertobatan setahun sekali. Itu sudah cukup untuk membersihkan hati.Â
Tentu saja tidak cukup. Apalagi kebencian itu sudah berkerak atau berkarat.Â
Apa yang kita lakukan, hanya cukup membersihkan permukaan. Lengah sedikit, kondisinya akan sama lagi seperti semula. Bayangkan, bila jarang kita membersihkannya.Â
Bayangkan pula bila apa yang kita lakukan sekadar rutinitas. Ibarat hand sanitizer. Mereknya keren, kualitasnya palsu. Paling bikin virusnya geli. Tidak mati.Â
Masalahnya lagi, sebagai manusia. Kalau untuk urusan hati. Biasanya otomatis akan berpikir, apa yang kita lakukan sudah cukup. Apalagi?Â
Urusan uang tidak perlu merasa cukup. Urusan benci pun tidak merasa cukup. Terus diproduksi.Â
Orang yang tidak kita kenal, tidak ada urusan dengannya bisa menimbulkan kebencian. Sekadar dengar omongan orang lain. Coba bayangkan?Â
Sesungguhnya heart sanitizer terbaik itu adalah cinta kasih. Welas asih. Setiap manusia pasti punya. Tuhan telah mengkaruniakan.Â
Karena awan kegelapan batin telah menutupi, sehingga tak berfungsi. Bisa juga berfungsi, hanya tak maksimal.Â
Untuk berfungsi kembali dengan baik tentu saja perlu latihan. Melalui peristiwa sehari - hari berlatih, agar cinta kasih bisa bertumbuh dan berkembang.Â
Berlatih dengan hal yang sederhana. Tentu banyak cara. Bahwa setiap manusia adalah ciptaan Tuhan. Dengan demikian semuanya adalah saudara.Â
Bisa juga dengan terus merenungkan dan berdoa.Â
Semoga saya berbahagia dan terbebas dari penderitaan.Â
Semoga engkau berbahagia dan terbebas dari penderitaan.Â
Semoga semua orang berbahagia dan terbebas dari penderitaan.Â
Semoga semua makhluk berbahagia dan terbebas dari penderitaan.Â
Semoga Tuhan memberkati semuanya.Â
Semoga setiap yang membaca tulisan ini berbahagia dan terbebas dari penderitaan.Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H